Devi Oktaviyanti
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams). Pada versi lain bendungan air susu diartikan sebagai pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005:700).
Keluhan ibu menurut Prawirohardjo, (2005) adalah payudara bengkak, keras, panas dan nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk membendung sementara produksi ASI.
B. Tujuan
1. Umum
Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktikan Asuhan Kebidanan tentang Bendungan Asi.
Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktikan Asuhan Kebidanan tentang Bendungan Asi.
Khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah mampu:
Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah mampu:
a. Mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien.
b. Mengidentifikasi dengan benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan.
c. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi.
d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
e. Merencanakan asuhan yang menyeluruh untuk pasien berdasar masalah yang ada dan langkah langkah sebelumnya.
f. Melaksanakan asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada perencanaan dan dilaksanakan secara efisien dan aman.
g. Mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
2. Manfaat
a. Penulis.
Menambah pengetahuan dan memberikan pengalaman nyata yang berkaitan dengan. Asuhan Kebidanan tentang Bendungan Asi
b. Institusi Pendidikan
Menambah referensi dalam bidang pendidikan sehingga dapat menyiapkan calon-calon bidan yang berkompeten khususnya dalam memberikan Asuhan Kebidanan tentang Bendungan Asi secara komprehensif
c. Pembaca
d. Pembahasan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya pada mata kuliah Asuhan Kebidanan.
BAB II
Tinjauan Teori
Tinjauan Teori
A. DEFINISI
Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams). Pada versi lain bendungan air susu diartikan sebagai pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005:700).
Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Prawirohardjo, 2005:700).
Pada hari-hari pertama, payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai di produksi di dalam jumlah banyak (Ambarwati,2008)
Keluhan ibu menurut Prawirohardjo, (2005) adalah payudara bengkak, keras, panas dan nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk membendung sementara produksi ASI.
Bendungan air susu ibu adalah keadaan payudara yang odema, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walaupun tidak merah dan bila diperiksa asi tidak keluar, badan bisa demam dalam 24 jam (Retna, 2008).
Bendungan air susu ibu adalah kejadian dimana terjadinya sumbatan duktus yang diperkirakan akibat hambatan aliran air susu karena tekanan internal dan eksternal, misalnya: pembesaran, BH, dan baju yang ketat (Varney, 2007).
Bendungan ASI terjadi pada saat 3-5 hari masa nifas dikarenakan payudara kotor, ASI tidak disusukan dengan adekuat dan kelainan puting susu (Fika, 2010).
Bendungan ASI terjadi pada saat 3-5 hari masa nifas dikarenakan payudara kotor, ASI tidak disusukan dengan adekuat dan kelainan puting susu (Fika, 2010).
B. Etiologi
1. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:
a. Pengosongan mamae yang tidak sempurna (Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI).
b. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI).
c. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI).
d. Puting susu terbenam (Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).
e. Puting susu terlalu panjang (Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI).
2. Penyebab bendungan air susu ibu menurut Retna (2008), ialah:
a. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah.
b. Produksi ASI berlebihan.
c. Terlambatnya dalam menyusui.
d. Pengeluaran ASI yang jarang.
e. Waktu menyusui yang terbatas
3. Sedangkan menurut varney (2007), penyebab bendungan air susu ibu adalah:
a. Terjadi pembesaran pada payudara.
b. Pemakaian BH dan baju yang ketat.
C. Patofisiologi
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi prolaktin waktu hamil, dan sangat di pengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkan dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleks ini timbul bila bayi menyusui.
Apabila bayi tidak menyusu dengan baik, atau jika tidak dikosongkan dengan sempurna, maka terjadi bendungan air susu. Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan. ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam (wiknjosastro,2005)
Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan. ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam (Mochtar, 1998).
D. Penatalaksanaan
Upaya pencegahan untuk bendungan ASI adalah :
a) Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah dilahirkan
b) Susui bayi tanpa jadwal atau ondemand
c) Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi
d) Perawatan payudara pasca persalinan
e) Menyangga payudara dengan BH yang menyokong.
Upaya pengobatan untuk bendungan ASI adalah :
a) Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek
b) Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan dihisap oleh bayi.
c) Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
d) Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin
e) Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari puting kearah korpus. (Sastrawinata, 2004)
f) Pemberian analgetik atau kodein 60 mg per oral
Bila ibu menyusui bayinya :
a. Susukan sesering mungkin
b. Kedua payudara disusukan
c. Kompres hangat payudara sebelum disusukan
d. Bantu dengan memijat payudara untuk pemulaan menyusui
e. Sangga payudara
f. Kompres dingin pada payudara di antara permulaan waktu menyusui
g. Bila demem tinggi berikan PCT 500 mg per Oral setiap 4 jam
h. Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengetahui hasilnya
Bila ibu tidak menyusui :
a. Sangga payudara
b. Kompres dingin payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit
c. Bila di perlukan berikan PCT 500 mg per Oral setiap 4 jam
d. Jagan di pijat atau memakai kompres hangat payudara
e. Pompa dan kosongkan payudara
Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari putin kearah korpus. (Sastrawinata, 2004)
Sebaiknya selama hamil atau dua bulan terakhir dilakukan masase atau perawatan puting susu dan areola mamae untuk mencegah terjadinya puting susu kering dan mudah mencegah terjadinya payudara bengkak.
E. Contoh Kasus
Ny. A umur 23 tahunn datang ke BPM Citra pada tanggal 14 April 2013 pukul 10.00 WIB diantar dengan suami dengan keluhan payudara bengkak, keras dan sakit sejak 2 hari yang lalu serta bayinya menangis terus menerus. Ini merupakan anak yang pertama. Ibu melahirkan secara normal pada taggal 10 April 2013 serta mendapat jahitan. BB 3200 kg, PB 50 cm, waktu lahir bayi menangis spontan. TTV ibu TD : 110/70 mmHg, N : 84 x/mnt, RR :21 x/mnt, S : 37 oC. Mamae tampak bengkak.dan tidak ada tanda-tanda bahaya
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGI
NY S UMUR 25 TAHUN G1POAOAHO UMUR KEHAMILAN 36 MINGGU
DENGAN BENDUNGAN ASI
DI BPM CITRA
NO. Register : 250
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul : 14 April 2013/10.00 WIB
Dirawat Di Ruang : periksa
1. PENGKAJIAN DATA, Tanggal/Pukul: 14 April 2013/10.00 WIB Oleh:Bidan
A. Biodata ibu suami
1. Nama : Ny. A Tn.D
2. Umur : 23 th 30th
3. Agama : islam islam
4. Suku/bangsa : jawa/Indonesia jawa/indonesia
5. Pendidikan : SMA SMA
6. Pekerjaan : IRT wiraswasta
7. Alamat : Pasekan Rt 05 Rw 03 no 10, Maguwoharji, Sleman, Yogyakarta
8. No.hp : 08524xxxxxxx 08134xxxxxxx
B. Data Subejektif
1. Alasan datang / dirawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan payudara bengkak, keras dan sakit sejak 2 hari yang lalu serta bayinya menangis terus menerus.
3. Riwayat menstruasi
Menarche :12 tahun Lamanya : 7 hari
Siklus : 28 hari Teratur : Ya
Sifat Darah :Cair Keluhan : tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : sah Menikah Ke : Satu
Lama : 1 tahun Usia menikah pertamakali: 22 tahun
5. Riwayat Obstetrik PıAₒAHₒ
Hamil ke | Persalinan | Nifas | |||||||
tanggal | Umur kehamilan | Jenis persalianan | penolong | komplikasi | Jk | BB lahir | lakrasi | komplikasi | |
| Hamil ini | | | | | | | | |
| | | | | | | | | |
| | | | | | | | | |
| | | | | | | | | |
| | | | | | | | | |
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
6. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan
No | Jenis kontrasepsi | Pasang | Lepas | ||||||
Tanggal | oleh | tempat | keluhan | tanggal | oleh | tempat | keluhan | ||
| Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alatkontrasepsi | ||||||||
| | | | | | | | | |
| | | | | | | | | |
| | | | | | | | | |
Ibu mengatakan belum pernah mengguanakan alat kontrasepsi
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Masa Nifas
a. Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi :3x/hari 7-8x/hari
Jenis :Nasi,Lauk.Sayur air putih,air teh
Porsi : 1 porsi 1 gelas
Pantangan :tidak ada tidak ada
Keluhan :tidak ada tidak ada
b. Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1x/hari 5-6xhari
Warna : kuning kecoklatan kuning jernih
Kosistensi : lunak cair
Keluhan : tidak ada tidak ada
c. Istirahat
Tidur Siang Tidur malam
Lama : 1 jam/hari 6-8 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi : 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari
Gosok Gigi : 2x/hari
Keramas : 3x/minggu
e. Aktivitas
f. Mobilisasi
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita(menular.menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular(IMS,hepatitis,HIV), menurun(DM,hipertensi,Asma),dan menahun( jantung,ginjal).
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga(menular,menurun,dan menahun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu tidak ataupun dari pihak suami tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular (IMS,HIV,TBC,hepatitis),Menurun (DM,hipertensi.Asma), menahun(Jantung dan ginjal).
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari pihak ibu taupun pihak suami tidak memiliki riwayat keturunan kembar
d. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat operasi
e. Riwayat Alergi Obat
Ibu mengatkan tidak memiliki riwayat alergi obat
.
9. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan( merokok, minum jamu, minum beralkohol)
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang emngganggu kesehatan seperti merokok.minum jamu dan minum beralkohol.
11. Data psikososial,spiritual dan ekonomi (penenrimaan ibu/suami/keluarga terhadap kelahiran, dukungan keluarga,hubungan demgam suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah,kegiatan social,keadaan ekonomi keluarga.
- Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dengan kelahiran ini
- Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik
- Ibu mengatakan akan merawat bayinya bersama suami
- Ibu mengatakan akan menyusui bayinya
- Ibu mengatakan mengikuti kegiatan di desa
- Ibu mengatakan rajin beribadah
- Ibu mengatakan keadaan ekonominya baik
C. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status Emosional : Stabil
Tanda Vital :
Tekanan Darah :120/90 mmHg Nadi : 90x/menit
Pernapasan : 30x/menit Suhu : 36.70 c
BB : 56kg TB : 155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesochepal, bersih, tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa,tidak ada bekas luka
Wajah : simetris, tidak oedem,tidak ada bekas luka, tidak ada cloasma
Mata : simetris, konjungtiva merah muda,sclera putih, tidak ada tanda infeksi
Hidung : simetris, bersi, tidak ada polip ,tidak ada tanda infeksi
Mulut : simetris, bersih,tidak ad akaries gigi,gusi tidak berdarah,bibir kering,
Telinga : simetris.bersih,ada gendang teling,tidak ada tanda infeksi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,limped an vena jugularis
Dada : simetri,tidak ada retraksi dinding dada, ada wheezing
Payudara : kedua payudara terlihat kemerahan dan bengkak
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, adanya linea nigra.tidak ada striae, TFU
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap, Gerakan aktif
Ekstermitas bawah : simetris, Jumlah jari lengkap, Gerakan aktif, tidak varises
Genetalia luar : bersih, tidak ad pembesaran kelenjar bartholini,tidak varises
Jahitan dalam :
Jahitan luar :
Lochea :
Anus : tidak hemoroid
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
4. Data Penunjang
Riwayat persalinan
Tanggal :
Masa gestasi :
Komplikasi : tidak ada
Plasenta : Lahir dengan lengkap
a. Lahir : Spontan
b. Berat : 458 gram
c. Tali pusat : panjang : 51 cm, Insersio : sentralis
d. Kelainan : tidak ada
Perinium
a. Robekan di : mukosa vagina, otot perineum
b. Jahitan dalam : satu – Satu
c. Jahitan luar : satu – satu
Lama persalinan Perdarahan
Kala I : 4 jam 12 menit 5 cc
Kala II : 1 jam 5 menit 46 cc
Kala III : 0 jam 11 menit 100 cc
Kala IV : 2 jam 7 menit 20 cc
Total : 7 jam 35 menit 171 cc
Tindakan lain : tidak ada
Nilai APGAR : 1’ : 8, 5’ : 8, 10’ : 10
II.INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa Kebidanan
Seorang ibu Ny. A umur 23 tahun PıAₒAhı dalam nifas patologi 4 hari post partum dengan Bendungan Asi
Dasar:
Data subyektif:
a. Ibu mengatakan ini adalah anak pertamanya.
b. Ibu mengatakan merasakan payudara bengkak, keras dan sakit sejak 2 hari yang lalu serta bayinya menangis terus menerus.
c. Ibu mengatakan berumur 23 tahun.
d. Ibu mengatakan habis melahirkan pada tanggal 10 April 2013
Data Obyektif:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status Emosional : Stabil
Tanda Vital :
Tekanan Darah :120/90 mmHg Nadi : 90x/menit
Pernapasan : 30x/menit Suhu : 36.70 c
BB : 56kg TB : 155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Payudara : kedua payudara terlihat kemerahan dan bengkak
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, adanya linea nigra.tidak ada striae, TFU
Genetalia luar : bersih, tidak ad pembesaran kelenjar bartholini,tidak varises
B. Masalah
Sesak dada dan bising mengi
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadi infeksi saluran nafas
IV. TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
- Memeriksa janin secara teratur melalui USG dan Doppler
- Memberi obat yang tidak membahayakan janin
- Anjurkan ibu untuk miring ke kiri saat tidur agar sirkulasi O2 ke janin lancar.
B. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk emnemukan terapi yang tepat untuk menatalaksanakan pasien.
C. Merujuk
Merukuk ke instansi kesehatan yang lebih memadai.
V. PERENCANAAN Tanggal: 1 april 2012 Pukul: 10.25 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan nasihat pada ibu untuk beraktifitas sesuai kemampuan dan menghindari factor pencetus asma
3 . Beritahu ibu posisi tidur yang nyaman
4. lakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG
5. Beritahu ibu pola nutrisi
6. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang satu minggu lagi atau jika ada keluhan
VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan UK: 36 minggu, tanggal taksiran lahir 30 1pril 2012, TD: 120/90mmHg, R: 30x/menit, N: 90x/menit, s\S: 36,7oC. d
2. Memberikan ibu nasihat untuk beraktifitas sesuai kemampuan dan menghindari yang menjadi factor pencetus asma seperti : stress, emosi, lingkungan kera, olah raga, dan istirahat yang cukup
3. Member tahu ibu posisi tidur yang nyaman yaitu dengan miring kekiri kaki kiri lurus dan kaki kanan agak sedikit ditekuk,perut diganjal bantal keci,agar sirkulasi darah dan oksigen lancer sehingga hibu tidak merasakan sesak.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian obat :
a. Ketotifen 2x1 mg/ hari
b. Metaproterenol
5. Memberitahu ibu pola nutrisi yaitu banyak makan makanan yang mengandung karbo hidrat(nasi, kentang), protein (tahu,tempe) , sayuran hijau, serta buah-buahan..tetapi kurangi/hindari makanan yang dapat menyebabkan alergi sepertin telur, udang, kerang, cumi, dan makanan yang menyebabkan batuk seperti gorengan, ikan asin, atau makanan yang berminyak serta menghindari makanan yang tidak matang atau setengah matang.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu minggu lagi atau apabila ada keluhan 8 april 2012
VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu sudah mengerti dengan nasihat yang di berikan dan akan beraktivitas semampunya dan menghindari factor yang menjadi pencetus asma.
3. Ibu sudah mengerti dengan posisi tidur yang nyaman dan akan mempraktikannya dirumah
4. Ibu sudah di beri obat dari kolaborasi dengan dokter Sp.OG
5. Ibu sudah mengetri tentang pola nutris dan akan menerapkannya dirumah sesuai yang di beritahu oleh bidan
6. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang satu minggu lagi atau jika ada keluhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar