Rabu, 29 Mei 2013

Heptitis B



 Virus hepatitis B dikaitkan dengan partikel-partikel seperti virus yang jumlahnya amat besar yang ditemukan dalam darah orang yang terinfeksi maupun penular yang tidak menunjukan gejala. Partikel yang menyerupai virus in mula-mula diitemukan di dalam serum seorang aborigin Australia oleh Baruch S. Blumberg dan rekan-rekannya dan sampai baru-baru ini disebut antigen Australia. Antigen ini mempunyai tiga bentuk morfologi. Bentuk yang menonjol ialah partikel seperti bola dengan diameter rata-rata 22 nm, juga ditemukan filament atau partikel berbentuk tabung dengan bentuk tabung dengan diameter 22 nm dengan panjang berbeda-beda, bentuk ketiga ialah partikel ialah partikel seperti bola berdiameter 42 nm dengan morfologi yang rumit. Partikel yang lebih kecil yaitu berukuran 22 nm tidak mengandung asam nukleat dan diperkirakan mempunyai protein selubung virus yang berlebih. Mereka ini mempunyai antigen permukaan yang disebut HBsAg. partikel 42 nm ini (mula-mula disebut partikel Dane) merupakan virus utuh. Partikel ini mempunyai antigen DNA beratusan ganda di sebelah dalam dan sekurang-kurangnya dua antigen, yaitu HBsAg dan antigen yang disebut HBcAg yang dijumpai di dalam inti virus.
Masa inkubasi hepatitis B lebih lama daripda hepatitis A.Gejala-gejalanya sama dengan gejala hepatitis A, tetapi timbulnya lebih bertahap. Pada kebanyakan kasus, virus menghilang dari dalam darah bila fungsi hati kembali normal. Tetapi, pada 10 sampai 30 persen kasus, partikel-partikel yang menyerupai virus itu dapat ditemukan dalam darah selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah sembuh. Kasus-kasus semacam ini menjadi penular, dan diperkirakan ada lebih dari 100 juta pembawa hepatitis B di dunia ini. Inilah sebabnya semua pendonor darah kini diperiksa secara rutin untuk melihat ada tidaknya HBsAg. Namun transfusi darah bukanlah satu-atunya cara penyebaran virus ini. Kebanyakan infeksi hepatitis B terjadi melalui penggunaan jarum dan alat suntik tercemar, darah dan produk-produk darah serta unit-unit hemodialisis dan ginjal. Pecandu obat, penderita dialysis, dan orang-orang yang menerima produk-produk darah adalah yang paling peka terghadap infeksi. Orang-orang lain yang mudah terkenai mencakup petugas kesehatan, seperti perawat, dokter, laboran, dan dokter gigi yang seringkali berhubungan dengan orang-orang yang mengidap hepatitis. Rute tinja-mulut, rute pernapasan, dan vector serangga juga merupakan cara lain bagi penularan hepatitis B.
Penyakit Hepatitis B

Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.

Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.

1. Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.

a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.


Penularan Virus hepatitis B

Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).

Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.


http://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis



Deskripsi Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B Rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasi dan bersifat non-infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan. Vaksin ini merupakan suspensi berwarna putih yang diproduksi dari jaringan sel ragi yang mengandung gene HBsAg,yang dimurnikan dan diinaktivasi melalui beberapa tahap proses fisiko kimia seperti ultrasentrifuse, kromatografi kolom, dan perlakuan dengan formaldehid.

Indikasi
Untuk Imunisasi aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B, tidak dapat mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus lain seperti virus Hepatitis A, Hepatitis C atau virus lain yang diketahui dapat menginfeksi hati. Dapat diberikan pada semua usia dan direkomendasikan terutama untuk orang-orang yang mempunyai resiko tinggi terinfeksi virus Hepatitis B termasuk:
1.Petugas kesehatan :
dokter, dokter gigi, dokter ahli bedah, perawat, perawat gigi, ahli kebersihan gigi, petugas paramedis yang kontak dengan pasien, staf unit hemodialisis, hematologi dan onkologi, petugas laboratorium yang menangani darah dan sampel klinis lain, petugas pemakaman dan kamar mayat, petugas bank darah dan fraksinasi plasma, ahli siropodis, petugas kebersihan yang menangani pembuangan, petugas gawat darurat dan petugas ambulans.
2.  Pasien :
    Pasien yang sering menerima transfusi darah dan produk darah lainnya seperti pada unit hemodialisa dan onkologi, penderita thallasemia, sickle-cell anaemia, sirosis dan haemofilia, dll.
3.    Petugas lembaga ;
    Orang yang sering kontak dengan kelompok beresiko tinggi : narapidana dan petugas penjara, petugas di lembaga untuk penderita gangguan mental.
4.    Orang yang beresiko tinggi karena aktivitas seksualnya :
    Orang yang berhubungan seks secara berganti-ganti pasangan, orang yang  terkena penyakit kelamin, homoseks, kaum tuna susila.
5.    Penyalahgunaan obat suntik
6.    Orang dalam perjalanan ke daerah endemisitas tinggi
7.    Keluarga yang kontak dengan penderita Hepatitis B akut atau kronik.
8.    Bayi yang lahir dari ibu pengidap (carrier)

Komposisi
Setiap 1 ml vaksin mengandung HBsAg 20 mcg yang teradsorpsi pada Aluminium hidroksida  0,5  mg.
Setiap 0,5 ml vaksin mengandung HBsAg 10 mcg yang teradsorbsi pada Aluminium hidroksida  0,25  mg.
Seluruh formulasi mengandung Thimerosal 0,01w/v% sebagai pengawet.

Dosis dan Cara Pemberian
Vaksin Hepatitis B disuntikkan secara intramuskuler, jangan disuntikkan secara intravena atau intradermal.
Dosis   untuk   Dewasa   (> 10 tahun)   1,0 ml,  sedangkan   dosis   untuk   bayi/anak  (< 10 tahun ) 0,5 ml. Pada Anak/Dewasa > 1 tahun sebaiknya disuntikkan pada otot deltoid, sedangkan pada bayi sebaiknya pada anterolateral paha. Vaksin Hepatitis B rekombinan dapat diberikan secara subkutan khusus pada pasien yang mempunyai kecenderungan perdarahan berat (seperti hemofili).
Vaksin harus dikocok dahulu sebelum digunakan.
Vaksinasi dasar terdiri dari 3 dosis intramuskuler dengan jadual 0-1-6 bulan. Vaksinasi ulang diperlukan setiap 5 tahun setelah vaksinasi dasar.
Vaksin Hepatitis B rekombinan dapat diberikan serempak dengan Hepatitis B immunoglobulin pada tempat penyuntikan terpisah. Dan juga dapat diberikan bersama-sama dengan vaksin DTP, OPV dengan menggunakan jarum suntik dan lokasi penyuntikan yang terpisah, dan tidak akan mengganggu respon imun terhadap vaksin-vaksin tersebut.


Efek samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari. Keluhan sistemik seperti demam, sakit kepala, mual, pusing dan rasa lelah belum dapat dibuktikan disebabkan oleh pemberian vaksin.


Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin Hepatitis B Rekombinan tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang. Tetapi vaksinasi dapat diberikan kepada penderita infeksi ringan.

Penyimpanan dan Daluarsa
Vaksin harus disimpan pada suhu 2O-8OC .
Daluarsa :  26 bulan


Peringatan dan Perhatian
    Efek antigen terhadap janin belum diketahui dan karena itu vaksinasi terhadap wanita hamil tidak direkomendasikan, kecuali pada keadaan resiko tinggi
    Epinephrine sebaiknya selalu tersedia untuk penanganan reaksi anafilaktik
    Mengingat  masa  inkubasi  virus  Hepatitis  B  panjang  ada kemungkinan terjadi infeksi yang tidak diketahui pada saat vaksinasi.
    Jangan diberikan pada daerah gluteal atau intra-dermal karena tidak akan memberikan respon imun yang optimal, dan jangan diberikan secara intravena.
    Pada pasien dialisis dan orang yang mempunyai kelemahan sistem imun, respon antibodi mungkin tidak cukup setelah vaksinasi dasar, karena itu perlu diberikan vaksinasi ulang.





Hepatitis B

Jangkauan Persoalan
Sekitar satu per tiga dari populasi dunia pernah terpapar pada suatu waktu pada virus hepatitis B (HBV). Selain itu, hampir 350 juta individu-individu diseluruh dunia terinfeksi secara kronis (durasi yang lama) dengan virus ini. Sebagai akibatnya, komplikasi-komplikasi dari infeksi virus hepatitis B menjurus pada dua juta kematian-kematian setiap tahunnya.
Menurut angka-angka dari Centers for Disease Control (CDC), 140,000 sampai 320,000 kasusu-kasus akut (durasi yang pendek) hepatitis B (infeksi hati dengan virus hepatitis) terjadi setiap tahun di Amerika. Hanya kira-kira 50% dari orang-orang dengan hepatitis B akut, bagaimanapun, mempunyai gejala-gejala (adalah simptomatik). Diantara pasien-pasien yang simptomatik (symptomatic), 8,400 sampai 19,000 orang-orang diopname dan 140 sampai 320 meninggal setiap tahun di Amerika. Pada dekade yang lalu, bagaimanapun, suatu penurunan yang lebih dari 70% dalam kejadian hepatitis B akut telah terjadi di Amerika. Penurunan ini mungkin berkaitan dengan kesadaran publik yang meninggi pada HIV dan AIDS dan praktek-praktek seksual yang lebih aman yang diakibatkannya. (Hepatitis Virus B dan HIV disebarkan dalam suatu cara yang hampir sama). Pada saat ini, kejadian-kejadian hepatitis B akut yang paling tinggi adalah diantara dewasa-dewasa muda, terutama orang-orang hitam dan orang-orang hispanik, antara umur 20 dan 30 tahun.
Kebanyakan dewasa-dewasa (lebih besar dari 95%) dengan hepatitis B akut akan sembuh sepenuhnya. Sebagai akibatnya, mereka akan menjadi imun (terlindung dari) terhadap suatu infeksi virus hepatitis B masa depan. Berlawanan dengannya, kebanyakan bayi-bayi dan anak-anak yang terinfeksi dengan virus hepatitis B akut akan menjadi terinfeksi kronis dengan virus. Jadi, di Amerika, suatu perkiraan dari 1 sampai 1.25 juta orang-orang terinfeksi kronis dengan virus hepatitis B. Lebih jauh, 5,000 sampai 6,000 orang-orang meninggal setiap tahun dari penyakit hati virus hepatitis B kronis dan komplikasi-komplikasinya, termasuk kanker hati (hepatocellular carcinoma) primer (berasal dari hati).
Pada beberapa bagian-bagian dunia, infeksi virus hepatitis B adalah selalu hadir (endemic) dalam populasinya. Contohnya, di Asia Tenggara dan Afrika Sub-Sahara, sebanyak 15 sampai 20% dari dewasa-dewasa terinfeksi kronis dengan virus hepatitis B. Di Amerika, angka-angka sebegitu tinggi dari infeksi-infeksi kronis terlihat hanya diantara kelompok-kelompok etnik spesifik yang tertentu. Kelompok-kelompok ini termasuk pribumi-pribumi Alaska, orang-orang kepulauan Pasifik, dan bayi-bayi dari ibu-ibu imigran (pendatang) generasi pertama dari negara-negara dengan angka-angka infeksi virus hepatitis B yang tinggi.




Hepatitis B bisa ditularkan dengan perantaraan darah penderita. Jika darah penderita tercecer dan dibiarkan selama tiga bulan, misalnya, maka setelah diperiksa ternyata virus tersebut masih ada. Kondisi ini ditularkan dengan cara transfusi darah, penggunaan jarum suntik secara bergantian, serta hubungan seks tanpa alat pengaman. 
Jika dibiarkan, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi lebih jauh, berupa fibrosis dan sirosis atau kanker hati. ''Masalahnya, gejala penyakit ini sering kali tidak nampak dengan jelas. Pada orang dewasa, gejala umumnya seperti orang terkena flu yaitu pusing, demam, pilek, dan sebagainya. Selain itu ada juga menunjukkan gejala kuning. Untuk memastikannya, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa uji HBSAg dan HVDNA

HbsAg timbul dalam darah enam minggu setelah infeksi dan menghilang setelah tiga bulan. Bila persisten lebih dari enam bulan didefinisikan sebagai pembawa (carrier). Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau superinfeksi dengan virus lain.
Anti-HBs timbul setelah tiga bulan terinfeksi dan menetap. Kadar Anti-HBs jarang mencapai kadar tinggi dan pada 10-15% pasien dengan Hepatitis B akut tidak pernah terbentuk antibodi. Anti HBs diinterpretasikan sebagai kebal atau dalam masa penyembuhan. Dulu, diperkirakan HBsAg dan anti HBs tidak mungkin dijumpai bersama-sama, namun ternyata sepertiga carrier HBsAg juga memiliki HBsAntibodi. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi simultan dengan sub-tipe yang berbeda.
HbeAg berkorelasi dengan sintesis virus yang tengah berjalan dan infeksius. Pada masa akut HBeAg dapat muncul transient, lebih pendek daripada HBsAg. Bila persisten lebih dari sepuluh minggu pasien masuk dalam keadaan kronik.
Anti-Hbe adalah suatu pertanda infektivitas relatif yang rendah. Munculnya anti-HBe merupakan bukti kuat bahwa pasien akan sembuh dengan baik.
HbcAg tidak dapat dideteksi dalam sirkulasi darah, tetapi antibodinya (antiHBc) bisa. IgM antiHBc menunjukkan hepatitis virus akut. Antibodi ini dideteksi setelah HBsAg menghilang dari serum pada 5-6% kasus hepatitis B akut. IgM anti-HBc yang persisten menunjukkan penyakit kronik virus B, biasanya kronik aktif hepatitis. Titer rendah IgG anti-HBc dengan anti-HBs menunjukkan infeksi hepatitis B di masa lampau. Titer tinggi IgG anti-HBc tanpa anti-HBs menunjukkan infeksi virus persisten.

HBV-DNA adalah petanda yang paling sensitif untuk replikasi virus. Metode yang digunakan sudah beraneka ragam. Metode yang digunakan adalah polymerase chain reaction (PCR). Satu genom viruspun dapat dideteksi. Bahkan HBV-DNA dapat dijumpai pada serum dan hati setelah HBsAg menghilang, khususnya pada pasien dengan terapi anti-viral. HBV-DNA serum merupakan indikator yang baik untuk kadar viremia, dan pada beberapa penelitian berkorelasi dengan kadar transaminase serum serta paralel dengan HBsAg.

PEMERIKSAAN HEPATITIS B
Untuk mendeteksi adanya penyakit hepatitis, perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati yang sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu :
  1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati, antara lain SGOT, SGPT, GLDH dan LDH
  2. Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung empedu, yaitu Gamma GT dan alkali fosfatase
  3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase.

Jika serangkaian tes enzimatik tersebut menandakan adanya gangguan pada hati, dan dari diagnosa dicurigai adanya hepatitis, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu pemeriksaan HBsAg, HBeAg, antiHBe dan HBV DNA.
HBsAg dan HBeAg keduanya adalah antigen (pasangan antibodi). Fungsi pemeriksaan HbsAg  adalah untuk mengetahui apakah pasien merupakan penderita hepatitis B, yang ditandai dengan HBsAg positif, sedangkan fungsi pemeriksaan HBeAg adalah untuk mengetahui apakah adanya replika virus dalam hepatosit (sel hati). HBeAg berkaitan erat dengan HBV DNA, yaitu DNA virus Hepatitis B. Pada beberapa kasus, ada yang nilai HBeAg-nya negatif namun bukan pertanda mutlak bahwa yang bersangkutan tidak memiliki virus, misalnya pada penderita Hepatitis B yang mengalami mutasi.
Jika pada pemeriksaan selama lebih dari 6 bulan berturut-turut pasien memiliki HBsAg positif, maka pasien dikategorikan penderita hepatitis B kronis. Dan jika pada pemeriksaan muncul antibodi HBs atau anti-HBs, maka artinya pasien sedang dalam masa penyembuhan infeksi.
                                                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar