Kamis, 16 Mei 2013

Promosi kesehatan



A.
        Pengertian Promosi kesehatan
Peromosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses memungkinkan individu untuk meningkatkan control dan mengembangkan kesehatan mereka. Promosi kesehatan (Pender,1996) adalah pemberian motivasi untuk meningkatkan kesehatan individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu.
Promosi kesehatan menggunakan pendekatan pada klien sebagai pusat dalam pemberian pelayanan dan membantu mereka untuk membuat pilihan dan keputusan.
Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit (Gillies,Ada tiga tingkatan dari pendidikan kesehatan menurut Gillies:
Primary Health education, tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi, kontrasepsi dan hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan dengan menggunakan helm.
Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu dengan masalah kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya, contohnya berhenti merokok,merubah kebiasaan makan dan olahraga Tertiary health education, tujuannya untuk membantu individu yang sakit dan tidak sembuh total sehingga mereka dapat melewati hidup dengan sesuai kemampuan yang dimiliki.

B.        PENGERTIAN BAYI, ANAK, REMAJA
1.         BAYI
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.
2.         BALITA
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
3.         REMAJA
Suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga

C.      LINGKUP PROMKES PADA BAYI, ANAK DAN REMAJA

1. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN PADA BAYI
Beberapa promosi kesehatan yang dilakukan dalam menangani bayi  yaitu sebagai berikut :
1.    Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi, karena bayi sangat rentan terhadap infeksi. Tindakan pencegahan infeksi pada bayi adalah sebagai berikut : 
1) Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi.
2) Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, dalam keadaan bersih.
3) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari (putting tidak boleh disabun).
4)  Membersihkan muka, pantat, tali pusat dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
5) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah mencuci tangannya.
2.    Dalam Pemberian ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi. 
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
- Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
-  Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri. 
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
-  Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama. 
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir
-  Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.
-   Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
o    Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
o    Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.
o    Tidur telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
-    Memberikan kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
-    Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda. 
Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
-    Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
-    Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.


-    Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
-    Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
-    Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
-    Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
3.    Makanan tambahan
Saat bayi yang memasuki trisemester ke-2 (bulan ke-4 sampai ke-6), ASI saja tidak cukup sehingga memerlukan makanan tambahan. Makanan tersebut diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan anak pada kecepatan yang sama seperti pada saat trisemester pertama (3 bulan pertama). Dengan umur yang terus bertambah, kebutuhan gizi juga semakin meningkat. Jika tidak diimbangi bisa menyebabkan kurang gizi dan berat badan bayi tidak seimbang dengan umurnya.
Pada usia 4-6 bulan ini, bayi bisa mulai diberikan makanan lumat atau setengah cair dengan bahan dasar ASI atau susu formula dan bahan makanan pokok. Misalnya bubur saring atau buah pisang yang teksturnya lembut. Pisang mudah diserap oleh tubuh, bahkan oleh bayi sehingga dapat digolongkan sebagai jenis buah yang dapat diperkenalkan secara dini bagi bayi. Selain itu, kandungan gizi dalam buah pisang sangat banyak, yakni mineral, vitamin, karbohidrat, serat, protein, dan lemak.
Pada usia 7 bulan, anak sudah bisa dikenalkan dengan buah-buahan yang lebih bervariasi. Sari buah yang dapat diperkenalkan diantaranya sari buah melon, semangka, pir, apel, avokad, dan pepaya. Tomat dan jeruk sebaiknya tidak diberikan terlalu dini, karena kedua buah tersebut disinyalir dapat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan seperti iritasi lambung dan diare.
Protein, vitamin dan mineral untuk anak usia inijuga dapat diperoleh dari sayur-sayuran seperti bayam, wortel dan sari kacang hijau atau kacang kedelai. Sementara itu, kalori dapat diperoleh dari sereal, tepung beras, dan umbi-umbian. Namun, untuk bayi usia ini tidak dianjurkan diberi sayuran yang masih segar. Hal itu karena enzim-enzim pencernakan bayi belum berkembang sempurna, sehingga banyak zat-zat yang merugikan dalam sayuran segar yang dapat menghambat penyerapan berbagai zat gizi. Karena itu, untuk sayuran harus direbus dulu dan dilumatkan.
4.    Mempromosikan vaksinasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekbalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tetentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukkan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan ataupun peroral
Tujuan Imunisasi adalah agar tumbuh kembang terhadap penyakit tertentu, kekbalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1.   Terdapat tingginya kadar antibody pada saat dilakukan imunisasi
2.   Potensi anti gen yang disuntikan.
3.   Waktu antara pemberian imunisasi

Contoh imunisasi seperti :
o    Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
o    Imunisasi DPT ( Diphteri,Pertusis, dan tetanus)
o    Imunisasi campak
o    Hepatitis B
o    Imunisasi MMR (measles,Mumps, dan rubella)
o    Imunisasi tiphus abdominalis
o    Imunisasi varicella
o    Imunisasi hepatitis A
o    Imunisasi HiB ( Haemophilus Influenzae Tipe B)
o    Imunisasi polio
Di Negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah sebagaimana yang telah ditentukan oleh WHO yaitu BCG, DPT, Campak , polio dan ditambah lagi dengan imunisasi hepatitis B.

5.    Perawatan tali pusat
Langkah-langkah perawatan pusar bayi adalah : 
-Ganti pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak perlu panik melihat tetesan darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu pertamanya. Pada saat ini, pusar bayi yang baru lahir biasanya masih tampak seperti luka.
-Kenakan popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi pusar untuk menghindari rembesan urin mengenai pusar.
Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat pusar bayi, antara lain :
-Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan kering.
-Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
-Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang terus dibalut sehingga mendapat udara cukup.
-Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
-Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
-Lakukan acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari.
-Jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas seperti terbakar, segera kunjungi dokter. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur atau al lain. Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan diberi sedikit betadine.


2. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN PADA BALITA

Lingkup promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi /nutrisi, pertumbuhan, perkembangan, interaksi, imunisasi, sosialisasi dan keamanan.
Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah salah satu sasaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan dalam promosi kesehatannya. Puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, memiliki data tentang anak balita di wilayah kerjanya. Data tersebut diperlukan untuk digunakan dalam pelaksanaan pembinaan kesehatan anak balita baik dilakukan oleh bidan maupun tenaga kesehatan lainnya khususnya dalam promosi kesehatan. Dengan promosi kesehatan pada balita, bidan diharapkan mampu memberikan penyuluhan kepada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh dan kembang anak.
Anggota keluarga, guru, taman kanak-kanak atau pengasuh anak diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan kesehatan. Semua kegiatan dicatat dan dilaporkan ke puskesmas. Kegitan pelayanan dan pembinaan kesehatan anak balita akan berhasil dengan baik jika didukung oleh pemerintah desa, pemimpin dan orang terkemuka di masyarakat, termasuk dukun. Para ibu juga perlu didorong untuk memeriksakan kesehatan anaknya.


3. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN PADA REMAJA

Lingkup promosi kesehatan terhadap remaja meliputi gizi/nutrisi, sosialisasi, pendidikan kesehatan, pergaulan, sexualitas dan kemandirian. Pembinaan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Faktor perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh berkembang secara biologis diikuti oleh perkembangan pskologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan kepada remaja antara lain mencakup perkawinan yang sehat, keluarga yang sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap dan perilaku remaja yang positif dan sebagainya.
1.      Gizi/Nutrisi
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik,kognitif dan psikososial.pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin.periode adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannya maupun berat badannyapada periode ini kebutuhan gizi tinggi karena berhubungan dengan  besarnya tubuh.Kebutuhan gizi pada usia remaja seperti :
2.      Protein
Sumber protein hewani terdapat pada daging,ikan ,keju,sedang protein nabati terdapat pada jenis kacang-kacangan.

3.      Vitamin B1,B2 dan Niasin
Diperlukan dalam metabolism energy
4.      Vitamin 12
Zat gizi yang berperan dalam metabolism asam nukleat
5.       Vitamin D
Diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh atau tulang
6.      Vitamin A,C,E
Dibutuhkan agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik
Kekurangan Fe/zat besi dapat di terlihat dari fisiknya seperti lemah,letih,lesu,cepat ngantuk dan lain-lain.
7.      Sosialisasi
Sosialisa pemuda dimulai dari dalam lingkungan keluarga,tetangga,sekolah,dan organisasi umum.pemuda sebagai permasalahan ,seperti masa peralihan,kebutuhan untuk mandiri,menyebabkan timbulnya gejolak yang macam-macam.

faktor lingkungan bagi pemuda dalam proses sosialisasi memegang peranan penting,sebab proses sosialisasi pemuda terus berlanjut dengan segala daya imitasi dan identitasnya.lebih-lebih pada masa peralihan atau transisi dari masa muda menjelang dewasa,ketika sering terjadi konflik nilai,wadah pembinanya harus lebih fleksible,mampu dan mengerti dalam membina pemuda tanpa harus mematikan jiwa mudanya yang penuh dengan vitalitas hidup.

8.      endidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dikalangan remaja sangat dibutuhkan dalam  membibing remaja untuk lebih memperhatikan kesehatan hidup maupun seksual.batasan pendidikan kesehatan meliputi:
         Perbaikan sanitasi lingkungan
         Mencegah penyakit menular
         Pendidikan kebersihan perorangan
         Pelayanan medis
         Untuk menjamin setiap orang hidup yang layak dalam pemeliharaan kesehatan.
Pendidikan kesehatan remaja mencakup masalah kesehatan reproduksi,sexsualitas,kebersihan diri dan lain sebagainya,agar remaja bisa lebih menjaga dan memperhatikan kesehatannya.

9.      Pergaulan
Pergaulan dikalangan remaja adalah salah satu kebutuhan hidup dari manusia, sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship)
Pergaulan  yang terjadi saat ini sudah sangat memperhatikan. Banyak sekali terjadi perilaku yang telah menyimpang dan melanggar nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Perilaku anak muda atau remaja zaman sekarang telah jauh dari norma agama sebagi pegangan hidup.
Bentuk – bentuk Pergaulan Bebas Dikalagan Remaja :
a. Penyalahgunaan narkoba dan narkotika
b. Perilaku seksual yang menyimpang dari norma – norma agama
c. Pesta Miras ( minuman keras ) / mabuk – mabukan
Beberapa faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu:
a. Faktor agama dan iman.
Remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama. Seperti model pakaian (fasion), model pergaulan dan film-film yang begitu intensif remaja mengadopsi kedalam gaya pergaulan hidup mereka termasuk soal hubungan seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran.
 b. Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media.
Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini.
c. Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
d. Perubahan Zaman.
Dampak atau akibat dari pergaulan bebas dikalangan remaja antara lain adalah :
         Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja
          Kehamilan tidak diinginkan
          Tindakan aborsi yang tidak aman
          Terinfeksi PMS ( Penyakit menular seksual )
          Kematian

Cara menangani pergaulan bebas dikalangan remaja antara lain sebagai berikut :
         Tidak menonton film – film, media - media yang berbau pornografi
          Para remaja harus bisa memfilter pergaulan yang mana yang harus diikuti
          Memberikan pendidikan tentang seks secara terbuka, sabar dan bijaksana
          Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk
          Menghindari hal – hal yang menyimpang dari norma- norma agama dan kesusilaan
          Menumbuhkan rasa malu untuk melakukan hal – hal yang dianggap buruk
          Menumbuhkan rasa takut untuk melakukan penyimpangan seksual
          Menjauhi atau “Say No To Drugs”
          Orang tua harus selalu mengontrol apa yang dilakukan oleh anak remajanya
          Orang tua harus lebih memberi perhatian pada anak remajany
         Adanya rasa keterbukaan antara orang tua dengan anak remajanya
  Sexsualitas
Pendidikan seks penting diberikan kepada remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Upaya ini perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Mengingat selama ini banyak remaja yang memperoleh “pengetahuan” seksnya dari teman sebaya, membaca buku porno, menonton film porno, dsb. Oleh karena itu, perlu diupayakan adanya pendidikan seks dikalangan remaja.
Remaja dihadapkan pada pengambilam sebuah keputusan seksual, dengan demikian mereka membutuhkan informasi yang akurat tentang perubahan tubuh, hubungan dan aktivitas seksual, dan penyakit yang ditularkan melalui aktivitas seksual.Remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang seksualitas Kini, eksploitasi atau risiko aktivitas seksual mungkin menjadi masalah kesehatan dan social seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual meliputi HIV/AIDS dan lain sebagainya.
  Kemandirian
1.      Definisi kemandirian
  Hasrat/keinginan seorang remaja untuk melakukan segala sesuatu bagi dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
  Kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa harus membebani orang lain.
  Salah satu tugas perkembangan bagi remaja untuk belajar dan berlatih dalam membuat rencana,memilih alternative,membuat keputusan serta tanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya.
  Kemandirian merupakan sikap otonomi dari seorang remaja yang relative bebas dari pengaruh,penilaian,pendapat dan keyakinan orang lain
2.      Proses perkembangan kemandirian
  Kemandirian anak remaja berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan sejak dini.
  Diajarkan kepada remaja sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan sampai tumbuh rasa percaya diri.
  Dalam proses pencarian identitas diri,remaja mulai ingin melepaskan diri dari ikatan phisikis orang tuanya.
  Remaja ingin mulai diperlakukan dan dihargai seperti orang dewasa.
  Kemandirian seorang remaja diperkuat melalui proses sosialisasi yang terjadi antara remaja dengan peer groupnya,dengan tujuan mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompoknya.
3.      Factor penghambat perkembangan dalam kemandirian
  Tidak dapat mencapai kebebasan emosional dari orang tua.
  Pola asuhan orang tua.
  Kurang perhatian dan bimbingan orang tua dalam menjalani tugas perkembangan yang terkait dengan perkembangan kemandirian.
  Kurang adanya motivasi yang kuat dari remaja itu sendiri.
4.      Aspek-aspek kemandirian
  Aspek emosi,aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi.
  Aspek ekonomi,kemampuan untuk mengatur dan mengelola kebutuhan diri secara ekonomis.
  Aspek intelektual,kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
  Aspek social,kemampuan untuk mengadakan interaksi kepada orang lain dan tidak tergantung terhadap orang lain.
5.      Peranan orang tua dalam membangun kemandirian anak
  Memperlakukan anak sesuai karak teristiknya masing-masing, tidak untuk disamakan atau disbanding-bandingkan,
  Mengantarkan anak ke dalam religious yang kuat dalam membangun komunikasi dan hubungan spiritual yang kokoh baik dengan cara habluminallah maupun habluminannas.
  Memfasilitasi anak dalam berbagai keterampilan praktis,serta di berbagai sektor kehidupan sesuaidengan kemampuan dan bakat, serta kepribadian
anak.
  Melatih anak untuk belajar mengambil keputusan yang konsisten dan responbility.


DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, Soekijdo.2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta
Novita Nesi.2011.Promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan.Jakarta:Salemba Medika
Maulana.2012.Promosi Kesehatan.Jakarata:EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar