A. Pengertian Promosi kesehatan
Peromosi kesehatan menurut WHO
adalah suatu proses memungkinkan individu untuk meningkatkan control dan
mengembangkan kesehatan mereka. Promosi
kesehatan (Pender,1996) adalah pemberian motivasi untuk meningkatkan kesehatan
individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu.
Promosi kesehatan
menggunakan pendekatan pada klien sebagai pusat dalam pemberian pelayanan dan
membantu mereka untuk membuat pilihan dan keputusan.
Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit (Gillies,Ada tiga tingkatan dari pendidikan kesehatan menurut Gillies:
Primary Health education, tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi, kontrasepsi dan hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan dengan menggunakan helm.
Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu dengan masalah kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya, contohnya berhenti merokok,merubah kebiasaan makan dan olahraga Tertiary health education, tujuannya untuk membantu individu yang sakit dan tidak sembuh total sehingga mereka dapat melewati hidup dengan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit (Gillies,Ada tiga tingkatan dari pendidikan kesehatan menurut Gillies:
Primary Health education, tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi, kontrasepsi dan hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan dengan menggunakan helm.
Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu dengan masalah kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya, contohnya berhenti merokok,merubah kebiasaan makan dan olahraga Tertiary health education, tujuannya untuk membantu individu yang sakit dan tidak sembuh total sehingga mereka dapat melewati hidup dengan sesuai kemampuan yang dimiliki.
B. PENGERTIAN BAYI, ANAK, REMAJA
1. BAYI
Bayi merupakan manusia yang baru
lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini
manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.
2. BALITA
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat
sebagai Balita merupakan salah
satu periode usia
manusia setelah bayi sebelum anak
awal.
Rentang usia balita dimulai dari dua
sampai dengan lima tahun,atau
biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode
usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
3. REMAJA
Suatu periode transisi dari masa awal
anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga
12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula
pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang
dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya
suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat
menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga
C. LINGKUP PROMKES PADA BAYI, ANAK DAN REMAJA
1. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN PADA BAYI
Beberapa promosi kesehatan yang dilakukan dalam menangani
bayi yaitu sebagai berikut :
1. Pencegahan
Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi, karena bayi sangat rentan terhadap infeksi. Tindakan
pencegahan infeksi pada bayi adalah sebagai berikut :
1) Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan
bayi.
2) Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta
kain yang digunakan untuk bayi, dalam keadaan bersih.
3) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama
payudaranya dengan mandi setiap hari (putting tidak boleh disabun).
4) Membersihkan muka, pantat, tali pusat dengan air
bersih, hangat dan sabun setiap hari.
5) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah mencuci tangannya.
5) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah mencuci tangannya.
2. Dalam
Pemberian ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang
pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik
dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
- Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
- Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
- Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
- Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan
dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
- Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir
- Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir
- Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada
ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi
darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar.
Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan
perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh
puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum
menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam
sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun
pada puting susunya.
- Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi
ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir
sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka
pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan
memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin
yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak
terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
o
Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu
dalam keadaan lelah atau nyeri.
o
Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan
untuk memberikan topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak
lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan
bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.
o
Tidur telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini,
maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada
ibu diantara payudara ibu.
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu
dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat
menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
- Memberikan kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi.
Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan
masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan
prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka
sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
- Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
- Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi
bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini
disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh
berbeda.
Menempatkan
bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
- Aspek fisik
Kedekatan ibu
dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal).
Dengan demikian, semakin sering bayi
menyusu maka ASI segera keluar.
-
Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering
disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks
oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri
dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai
penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan
atau dapat digunakan sebagai KB alami.
-
Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan
bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh
adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan
stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan
perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif,
merupakan kepuasan tersendiri.
-
Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara
merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah,
dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
-
Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun
keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan
suatu penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang
dibutuhkan.
-
Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi
nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya
yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas
kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
3. Makanan
tambahan
Saat bayi yang memasuki trisemester ke-2 (bulan ke-4 sampai
ke-6), ASI saja tidak cukup sehingga memerlukan makanan tambahan. Makanan
tersebut diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan anak pada kecepatan yang
sama seperti pada saat trisemester pertama (3 bulan pertama). Dengan umur yang
terus bertambah, kebutuhan gizi juga semakin meningkat. Jika tidak diimbangi
bisa menyebabkan kurang gizi dan berat badan bayi tidak seimbang dengan
umurnya.
Pada usia 4-6 bulan ini, bayi bisa mulai diberikan makanan
lumat atau setengah cair dengan bahan dasar ASI atau susu formula dan bahan
makanan pokok. Misalnya bubur saring atau buah pisang yang teksturnya lembut.
Pisang mudah diserap oleh tubuh, bahkan oleh bayi sehingga dapat digolongkan
sebagai jenis buah yang dapat diperkenalkan secara dini bagi bayi. Selain itu,
kandungan gizi dalam buah pisang sangat banyak, yakni mineral, vitamin,
karbohidrat, serat, protein, dan lemak.
Pada usia 7 bulan, anak sudah bisa dikenalkan dengan
buah-buahan yang lebih bervariasi. Sari buah yang dapat diperkenalkan
diantaranya sari buah melon, semangka, pir, apel, avokad, dan pepaya. Tomat dan
jeruk sebaiknya tidak diberikan terlalu dini, karena kedua buah tersebut
disinyalir dapat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan seperti iritasi
lambung dan diare.
Protein, vitamin dan mineral untuk anak usia inijuga dapat
diperoleh dari sayur-sayuran seperti bayam, wortel dan sari kacang hijau atau
kacang kedelai. Sementara itu, kalori dapat diperoleh dari sereal, tepung
beras, dan umbi-umbian. Namun, untuk bayi usia ini tidak dianjurkan diberi
sayuran yang masih segar. Hal itu karena enzim-enzim pencernakan bayi belum
berkembang sempurna, sehingga banyak zat-zat yang merugikan dalam sayuran segar
yang dapat menghambat penyerapan berbagai zat gizi. Karena itu, untuk sayuran
harus direbus dulu dan dilumatkan.
4. Mempromosikan
vaksinasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekbalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tetentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk
merangsang pembentukkan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui
suntikan ataupun peroral
Tujuan Imunisasi adalah agar tumbuh kembang terhadap
penyakit tertentu, kekbalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya:
1. Terdapat tingginya kadar antibody pada
saat dilakukan imunisasi
2. Potensi anti gen yang disuntikan.
3. Waktu antara pemberian imunisasi
Contoh imunisasi seperti :
o Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
o Imunisasi DPT ( Diphteri,Pertusis, dan
tetanus)
o Imunisasi campak
o Hepatitis B
o Imunisasi MMR (measles,Mumps, dan
rubella)
o Imunisasi tiphus abdominalis
o Imunisasi varicella
o Imunisasi hepatitis A
o Imunisasi HiB ( Haemophilus Influenzae
Tipe B)
o Imunisasi polio
Di Negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan
oleh pemerintah sebagaimana yang telah ditentukan oleh WHO yaitu BCG, DPT,
Campak , polio dan ditambah lagi dengan imunisasi hepatitis B.
5. Perawatan tali pusat
Langkah-langkah perawatan pusar bayi adalah :
-Ganti pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak
perlu panik melihat tetesan darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu
pertamanya. Pada saat ini, pusar bayi yang baru lahir biasanya masih tampak
seperti luka.
-Kenakan popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi
pusar untuk menghindari rembesan urin mengenai pusar.
Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat pusar bayi,
antara lain :
-Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan kering.
-Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan kering.
-Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
-Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada
bagian pusar yang terus dibalut sehingga mendapat udara cukup.
-Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu
dingin.
-Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang
longgar.
-Lakukan acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari.
-Jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas
seperti terbakar, segera kunjungi dokter. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan
jamur atau al lain. Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan
diberi sedikit betadine.
2. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN PADA BALITA
Lingkup
promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi /nutrisi,
pertumbuhan, perkembangan, interaksi, imunisasi, sosialisasi dan keamanan.
Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah salah satu sasaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan dalam promosi kesehatannya. Puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, memiliki data tentang anak balita di wilayah kerjanya. Data tersebut diperlukan untuk digunakan dalam pelaksanaan pembinaan kesehatan anak balita baik dilakukan oleh bidan maupun tenaga kesehatan lainnya khususnya dalam promosi kesehatan. Dengan promosi kesehatan pada balita, bidan diharapkan mampu memberikan penyuluhan kepada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh dan kembang anak.
Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah salah satu sasaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan dalam promosi kesehatannya. Puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, memiliki data tentang anak balita di wilayah kerjanya. Data tersebut diperlukan untuk digunakan dalam pelaksanaan pembinaan kesehatan anak balita baik dilakukan oleh bidan maupun tenaga kesehatan lainnya khususnya dalam promosi kesehatan. Dengan promosi kesehatan pada balita, bidan diharapkan mampu memberikan penyuluhan kepada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh dan kembang anak.
Anggota
keluarga, guru, taman kanak-kanak atau pengasuh anak diikutsertakan dalam
kegiatan pembinaan kesehatan. Semua kegiatan dicatat dan dilaporkan ke
puskesmas. Kegitan pelayanan dan pembinaan kesehatan anak balita akan berhasil
dengan baik jika didukung oleh pemerintah desa, pemimpin dan orang terkemuka di
masyarakat, termasuk dukun. Para ibu juga perlu didorong untuk memeriksakan
kesehatan anaknya.
3. LINGKUP PROMOSI
KESEHATAN PADA REMAJA
Lingkup
promosi kesehatan terhadap remaja meliputi gizi/nutrisi, sosialisasi,
pendidikan kesehatan, pergaulan, sexualitas dan kemandirian. Pembinaan
remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan
kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Faktor perkembangan psikologis dan
sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja. Remaja yang
tumbuh berkembang secara biologis diikuti oleh perkembangan pskologis dan
sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda
memiliki sifat menantang sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan
kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan
di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan
melalui bahasa remaja. Bimbingan kepada remaja antara lain mencakup perkawinan
yang sehat, keluarga yang sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap dan
perilaku remaja yang positif dan sebagainya.
1. Gizi/Nutrisi
Masa remaja merupakan saat
terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik,kognitif
dan psikososial.pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk
dewasa karena pematangan fungsi endokrin.periode adolesensia ditandai dengan
pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannya maupun berat
badannyapada periode ini kebutuhan gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.Kebutuhan gizi pada usia
remaja seperti :
2. Protein
Sumber protein hewani terdapat pada
daging,ikan ,keju,sedang protein nabati terdapat pada jenis kacang-kacangan.
3. Vitamin B1,B2 dan Niasin
Diperlukan dalam metabolism energy
4. Vitamin 12
Zat gizi yang berperan dalam
metabolism asam nukleat
5. Vitamin D
Diperlukan dalam pertumbuhan
kerangka tubuh atau tulang
6. Vitamin A,C,E
Dibutuhkan
agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik
Kekurangan
Fe/zat besi dapat di terlihat dari fisiknya seperti lemah,letih,lesu,cepat
ngantuk dan lain-lain.
7. Sosialisasi
Sosialisa pemuda dimulai dari dalam
lingkungan keluarga,tetangga,sekolah,dan organisasi umum.pemuda sebagai
permasalahan ,seperti masa peralihan,kebutuhan untuk mandiri,menyebabkan
timbulnya gejolak yang macam-macam.
faktor lingkungan bagi pemuda dalam
proses sosialisasi memegang peranan penting,sebab proses sosialisasi pemuda
terus berlanjut dengan segala daya imitasi dan identitasnya.lebih-lebih pada
masa peralihan atau transisi dari masa muda menjelang dewasa,ketika sering
terjadi konflik nilai,wadah pembinanya harus lebih fleksible,mampu dan mengerti
dalam membina pemuda tanpa harus mematikan jiwa mudanya yang penuh dengan
vitalitas hidup.
8. endidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dikalangan
remaja sangat dibutuhkan dalam membibing
remaja untuk lebih memperhatikan kesehatan hidup maupun seksual.batasan pendidikan
kesehatan meliputi:
Perbaikan sanitasi lingkungan
Mencegah penyakit menular
Pendidikan kebersihan perorangan
Pelayanan medis
Untuk menjamin setiap orang hidup
yang layak dalam pemeliharaan kesehatan.
Pendidikan
kesehatan remaja mencakup masalah kesehatan reproduksi,sexsualitas,kebersihan
diri dan lain sebagainya,agar remaja bisa lebih menjaga dan memperhatikan
kesehatannya.
9. Pergaulan
Pergaulan dikalangan remaja adalah salah satu kebutuhan hidup dari manusia,
sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang
lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship)
Pergaulan yang terjadi saat ini sudah sangat memperhatikan. Banyak sekali terjadi perilaku yang telah menyimpang dan melanggar nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Perilaku anak muda atau remaja zaman sekarang telah jauh dari norma agama sebagi pegangan hidup.
Pergaulan yang terjadi saat ini sudah sangat memperhatikan. Banyak sekali terjadi perilaku yang telah menyimpang dan melanggar nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Perilaku anak muda atau remaja zaman sekarang telah jauh dari norma agama sebagi pegangan hidup.
Bentuk – bentuk Pergaulan Bebas
Dikalagan Remaja :
a. Penyalahgunaan
narkoba dan narkotika
b. Perilaku
seksual yang menyimpang dari norma – norma agama
c. Pesta Miras ( minuman keras ) /
mabuk – mabukan
Beberapa faktor – faktor yang
menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu:
a. Faktor agama dan iman.
Remaja sedang dihadapkan pada
kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh
sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama. Seperti
model pakaian (fasion), model pergaulan dan film-film yang begitu intensif
remaja mengadopsi kedalam gaya pergaulan hidup mereka termasuk soal hubungan
seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran.
b. Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman,
tetangga dan media.
Kurang perhatian orangtua, kurangnya
penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja
dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi
kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung
jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek
akal) jika menghadapi hal seperti ini.
c. Pengetahuan yang minim ditambah
rasa ingin tahu yang berlebihan.
d. Perubahan Zaman.
Dampak atau akibat dari pergaulan
bebas dikalangan remaja antara lain adalah :
Tingginya
kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja
Kehamilan tidak diinginkan
Tindakan aborsi yang tidak aman
Terinfeksi PMS ( Penyakit menular seksual )
Kematian
Cara menangani pergaulan bebas dikalangan remaja antara lain sebagai berikut :
Tidak
menonton film – film, media - media yang berbau pornografi
Para remaja harus bisa memfilter pergaulan
yang mana yang harus diikuti
Memberikan pendidikan tentang seks secara
terbuka, sabar dan bijaksana
Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang
kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk
Menghindari hal – hal yang menyimpang dari
norma- norma agama dan kesusilaan
Menumbuhkan rasa malu untuk melakukan hal –
hal yang dianggap buruk
Menumbuhkan rasa takut untuk melakukan
penyimpangan seksual
Menjauhi atau “Say No To Drugs”
Orang tua harus selalu mengontrol apa yang
dilakukan oleh anak remajanya
Orang tua harus lebih memberi perhatian pada
anak remajany
Adanya rasa
keterbukaan antara orang tua dengan anak remajanya
Sexsualitas
Pendidikan
seks penting diberikan kepada remaja, baik melalui pendidikan formal maupun
informal. Upaya ini perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan. Mengingat selama ini banyak remaja yang memperoleh “pengetahuan”
seksnya dari teman sebaya, membaca buku porno, menonton film porno, dsb. Oleh
karena itu, perlu diupayakan adanya pendidikan seks dikalangan remaja.
Remaja
dihadapkan pada pengambilam sebuah keputusan seksual, dengan demikian mereka
membutuhkan informasi yang akurat tentang perubahan tubuh, hubungan dan
aktivitas seksual, dan penyakit yang ditularkan melalui aktivitas
seksual.Remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang seksualitas
Kini, eksploitasi atau risiko aktivitas seksual mungkin menjadi masalah
kesehatan dan social seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit
menular seksual meliputi HIV/AIDS dan lain sebagainya.
Kemandirian
1.
Definisi kemandirian
Hasrat/keinginan seorang remaja untuk melakukan segala
sesuatu bagi dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan tanpa harus membebani orang lain.
Salah satu tugas perkembangan bagi remaja untuk belajar dan
berlatih dalam membuat rencana,memilih alternative,membuat keputusan serta
tanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya.
Kemandirian merupakan sikap otonomi dari seorang remaja yang
relative bebas dari pengaruh,penilaian,pendapat dan keyakinan orang lain
2.
Proses perkembangan kemandirian
Kemandirian anak remaja berkembang melalui latihan yang
dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan sejak dini.
Diajarkan kepada remaja sesuai dengan kemampuan dan
kesanggupan sampai tumbuh rasa percaya diri.
Dalam proses pencarian identitas diri,remaja mulai ingin
melepaskan diri dari ikatan phisikis orang tuanya.
Remaja ingin mulai diperlakukan dan dihargai seperti orang
dewasa.
Kemandirian seorang remaja diperkuat melalui proses
sosialisasi yang terjadi antara remaja dengan peer groupnya,dengan tujuan mendapatkan
pengakuan dan penerimaan kelompoknya.
3.
Factor penghambat perkembangan dalam kemandirian
Tidak dapat mencapai kebebasan emosional dari orang tua.
Pola asuhan orang tua.
Kurang perhatian dan bimbingan orang tua dalam menjalani
tugas perkembangan yang terkait dengan perkembangan kemandirian.
Kurang adanya motivasi yang kuat dari remaja itu sendiri.
4.
Aspek-aspek kemandirian
Aspek emosi,aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol
emosi.
Aspek ekonomi,kemampuan untuk mengatur dan mengelola
kebutuhan diri secara ekonomis.
Aspek intelektual,kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah
yang dihadapi.
Aspek social,kemampuan untuk mengadakan interaksi kepada
orang lain dan tidak tergantung terhadap orang lain.
5. Peranan
orang tua dalam membangun kemandirian anak
Memperlakukan anak sesuai karak teristiknya masing-masing,
tidak untuk disamakan atau disbanding-bandingkan,
Mengantarkan anak ke dalam religious yang kuat dalam
membangun komunikasi dan hubungan spiritual yang kokoh baik dengan cara habluminallah maupun habluminannas.
Memfasilitasi anak dalam berbagai keterampilan praktis,serta
di berbagai sektor kehidupan sesuaidengan kemampuan dan bakat, serta
kepribadian
anak.
Melatih anak untuk belajar mengambil keputusan yang konsisten dan responbility.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, Soekijdo.2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta:
Rineka Cipta
Novita Nesi.2011.Promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan.Jakarta:Salemba
Medika
Maulana.2012.Promosi Kesehatan.Jakarata:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar