Kamis, 16 Mei 2013

“KANKER SERVIKS”



I. KANKER SERVIKS

A.    DEFINISI PENYAKIT

Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia.
            Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks.
Kita belakangan ini sering mendengar mengenai ‘kanker serviks’. Kanker ini memang menjadi momok bagi perempuan. Menurut data, di Indonesia ini diperkirakan setiap satu jam ada satu orang yang meninggal akibat kanker serviks ini.
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, perubahan untuk menjadi sel kanker memakan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia kisaran 30 sampai dengan 50 tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan meyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiawaan dan kesehatan seksual.
Kanker serviks ini disebabkan oleh Virus yang bersifat onkogenik (menyebabkan kanker).   HPV ini ditularkan melalui hubungan seksual dan melalui penggunaan barang pribadi yang bersamaan, misalnya penggunaan handuk bersama, pakaian bersama. Human Papilloma Virus ini sangat resisten terhadap panas dan proses pengeringan.
Faktor-faktor yang mendukung timbulnya kanker serviks antara lain:
§  Menikah di usia muda
§  Merokok
§  Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang
§  Kehamilan yang sering
§  Penyakit menular seksual
Yang menakutkan dari penyakit ini adalah penyakit ini tidak menimbulkan gejala, sehingga kita tidak dapat mendeteksinya, kecuali kita rajin melakukan cek up. Jika kondisi kanker ini sudah memasuki tahapan yang cukup gawat, maka gejala yang timbul antara lain:
§  pendarahan dari liang sanggama
§  timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau
§  nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil
Sekarang sudah ditemukan vaksinasi untuk mencegah kanker serviks ini, bahkan vaksinasi ini dapat diberikan pada remaja putri mulai usia 10 tahun. Tentunya ini berita yang menggembirakan bagi semua wanita. Dengan melakukan vaksinasi ini pencegahan dapat dilakukan, dan bagi wanita yang aktif atau sudah berhubungan seksual harus rutin melakukan pap smear atau inspeksi visual.


B.     MEKANISME PENYAKIT DAN PENYEBAB
Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".

C.     GEJALA DAN TANDA
Pada stadium ini, gejala kanker serviks tidak terlalu kentara. Butuh waktu 10-20 tahun dari infeksi untuk menjadi kanker. Walau demikian, cirri-ciri berikut dapat dijadikan tanda kanker serviks.
·         Terasa sakit saat berhubungan seksual
·         Mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan badan
·         Keluar darah yang berlebihan saat menstruasi
·         Keputihan yang tidak normal (berwarna tidak bening, baud an gatal)
·         Pada stadium lanjut: kurang napsu makan, sakit punggung atau tidak bisa berdiri tegak, sakit di otot bagian paha, salah satu paha bengkak, berat badan naik turun, tidak dapat buang air kecil, bocornya urin / air seni dari vagina, perdarahan spontan setelah masa menopause, tulang yang rapuh dan nyeri panggul
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks.
Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda.
Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.
Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.
Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.
           
D.    PEMERIKSAN
Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV dan kanker serviks seperti berikut:
·                   IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.

·                   Pap smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.
·                  Thin prep
Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.
·                  Kolposkopi
Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh — dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.
            Saat ini tersedia berbagai cara pengobatan yang dapat mengendalikan infeksi HPV. Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang jaringan abnormal dengan pembekuan).
Jika kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka akan dilakukan terapi kemoterapi. Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga dilakukan histerektomi yaitu operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker serviks.Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
·         Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
·         Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
·         Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
·         Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
·         Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
·         Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smearbahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
·         Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
·         Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
·         Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit
Pemeriksaan pap smear disarankan untuk dilakukan oleh para wanita secara teratur sekali setahun berturut-turut dalam waktu tiga tahun bila sudah aktif berhubungan seksual dan berusia minimal 21 tahun. Bila hasil pemeriksaan tiga tahun berturut-turut normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga tahun. Goldstein juga menambahkan bahwa serviks adalah organ khusus yang mudah diketahui melalui pap smear, biopsy, laser dan langsung bisa dilihat, tidak seperti halnya paru-paru yang berada tersembunyi di dalam tubuh. Sehingga jika pap smear sudah cukup mendunia, dalam arti semua wanita di dunia sudah sadar akan pentingnya pemeriksaan ini, berarti tidak ada alasan lagi untuk kanker serviks di kemudian hari.


E.     PERAN BIDAN DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT

Kanker serviks merupakan kanker primer serviks (kanalis servikalis / porsio). Kanker pada kehamilan merupakan hal yang jarang dan kanker serviks merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada kehamilan.
Peran dari seorang bidan dalam pencegahan ataupun penanganan penyakit kanker serviks dapat berupa deteksi dini kemungkinan-kemungkinan terjadinya komplikasi atau gejala-gejala awal yang mengarah kepada tanda-tandanya.
Pencegahan dan penanganan penyakit ini dapat berupa pemeriksaan yang dinamakan Pap Smear dan IVA test. Pemeriksaan ini dapat atau boleh dilakukan pada wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual (coitus). Peran dari seorang bidan adalah dapat membantu para wanita mengurangi kemungkinan-kemungkinan dari resiko terkena kanker serviks stadium lanjut. Dimana kanker serviks merupakan suatu penyakit yang sulit dideteksi, apabila terdeteksi pada waktu sudah masuk pada kondisi parah (tipe 16, 18 / kronik), maka bidan disini hanya dapat membantu mencegah penyakit ini dengan deteksi dini dan bidan juga dapat memberikan konseling bagi para wanita.
Bidan juga dapat berperan dalam preventif dan promotif. Dengan cara preventif berupa pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian faksinasi. Beberapa cara deteksi dini ialah Thin Prep Pap Test. Dan bidan juga dapat melakukan program promotif / penyuluhan, yng berupa pengertian (apa itu kanke serviks), gejala, faktor resiko, pencegahan, dan deteksi dini. Dengan adanya penyuluhan bidan dapat mengurangi kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker serviks.

F.      KOMPLIKASI
Komplikasi-komplikasi akibat penyakit kanker secara umum disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
·         Komplikasi akibat pertumbuhan kanker yang merusak sekitarnya
·         Komplikasi sebagai akibat tidak langsung dari kanker
·         Komplikasi yang tidak ada kaitannya dengan kanker
·         Komplikasi akibat pemberian sitostatika / kemoterapi, radioterapi maupun tindakan lainnya
Pada kanker serviks komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
·         Penyebaran sel kanker (metastatis) ke kelenjar getah bening sehingga tampak sebagai benjolan di pangkal paha
·         Terjadinya penyempitan saluran kemih dimana dapat menyebabkan gangguan dalam keseimbangan zat dalam tubuh (uremia) yang dapat menyebabkan kematian
·         Dapat juga kemungkinan bebentuk kebocoran dari vagina ke usus besar atau ke saluran kencing
·         Kematian juga dapat disebabkan karena perdarahan komplikasi lainnya, yaitu komplikasi yang ditimbulkan setelah seseorang telah didiagnosa pada stadium lanjut dan akan dilakukan terapi (histerektomi / pengangkatan rahim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar