A.
Definisi
Penyakit
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolic
dengan penyebab yang beragam, ditandai dengan adanya hiperglikemi kronis serta
perubahan metabolism karbohidrat, lemak, dan protein akibat defek sekresi atau
kerja insulin, atau keduanya.
Terdapat 4 macam klasifikasi diabetes yaitu:
Diabetes tipe 1(disebabkan oleh
destruksi sel yang akan menyebabkan defisiensi absolute insulin
Diabetes tipe 2 (disebabkan oleh defek
sekresi insulin yang progresif karena adanya insulin yang resisten)
Tipe spesifik diabetes lainnya
(disebabkan oleh factor genetic, penyakit eksokrin pancreas, atau obat-obatan)
Diabetes mellitus gestasional (DMG)
Diabetes merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada kehamilan. Ada 2 macam perempuan hamil dengan diabetes, yaitu:
Perempuan hamil dengan diabetes yang
sudah diketahui sejak sebelum perempuan tesebut hamil(pregestasional)
Perempuan hamil dengan diabetes yang
baru diketahui setelah perempuan tersebut hamil (diabetes mellitus gestasoinal)
Selama kehamilan, produksi insulin harus
ditingkatkan. Pada beberapa wanita peningkatan ini tidak cukup sehingga
menyebabkan pengaturan gula darahnya memburuk. Gula darahnya menjadi terlalu
tinggi, terutama setelah makan. Peningkatan gula darah yang tinggi ini
menggambarkan kondisi yang disebut diabetes kehamilan (Diabetes Melitus
Gestasional).
Diabetes mellitus
pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa
terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau diketahui pertama kali saat
kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap DM
(tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang
benar-benar menderita DM akibat hamil.
Penyakit gula (diabetes melitus) dapat merupakan
kelainan herediter dengan cirri insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi
darah, konsentrasi gula darah tinggi dan berkurangnya glikogenesis. Diabetes
dalam kehamilan menimbulkan kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan
perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi
oleh kehamilan. Sebaliknya, diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan
persalinan.
B.
Mekanisme
Penyakit dan Penyebab Penyakit
1. Mekanisme
penyakit
Dalam
kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat
berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam
darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai
janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar gula pada janin. Pengendalian
kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain : estrogen, steroid dan plasenta laktogen.
Akibat lambatnya reabsorpsi makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama
dan ini menuntut kebutuhan insulin. Pada kehamilan trimester
pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon
terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar Diabetes
Melitus Gestasional asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan
pada saat pemeriksaan rutin.
Pada Diabetes Melitus Gestasional,
selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di
mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika
insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi
janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan
terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga
janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia,
hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
2. Penyebab penyakit
Diabetes Melitus terjadi karena
jumlah insulin, yang berfungsi mengambil glukosa dalam darah untuk dimanfaatkan
sebagai sumber energi bagi jaringan/organ-organ tubuh, tidak mencukupi
kebutuhan tubuh,baik secara kualitas maupun kuantitas,sehingga tubuh tidak
mendapat energi yang cukup.
Penyebab
diabetes kehamilan diduga karena kebutuhan insulin yang meningkat sampai 2-3
kali lebih tinggi selama kehamilan. Di sisi lain, sejumlah hormon yang
diperlukan untuk mendorong pertumbuhan janin bertindak berlawanan dengan
insulin. Jika efek hormon-hormon melebihi kemampuan ibu untuk memproduksi
insulin yang cukup, kadar glukosa darah akan meningkat.Wanita yang hamil pada
usia di atas 30 tahun berisiko lebih tinggi terkena gangguan ini. Faktor risiko
lain adalah keturunan (terutama bila orang tua atas saudara kandungnya memiliki
diabetes tipe 1 atau tipe 2), kelebihan berat badan (BMI lebih dari 25 kg/m2),
pernah menderita diabetes kehamilan sebelumnya, dan riwayat penyakit sindrom
ovarium polikistik (PCO).
Selain
itu, kemungkinan diabetes dalam kehamilan dapat disebabkan oleh:
Umur sudah mulai tua
Multiparitas
Obesitas
Ada anggota keluarga sakit diabetes
(herediter)
Giant baby/makrosomia
Sering abortus
Glukosuria
Riwayat bayi cacat bawaan
Riwayat bayi lahir mati
Riwayat keguguran
Riwayat infertilitas
Hipertensi
C.
Gejala
dan Tanda
Diabetes kehamilan biasanya tidak menimbulkan
gejala apapun. Bila ada gejala, keluhan yang mungkin dirasakan adalah gejala
umum diabetes seperti rasa haus terus-menerus, sering buang air kecil, dan
cepat lelah. hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala klasik lainnya:
v Penurunan berat badan, seringkali
hanya pada diabetes mellitus tipe 1
D.
Pemeriksaan
Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM
dapat dikelola sebaik-baiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan factor resiko
berupa beberapa kali keguguran, riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa
sebab, riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan, melahirkan bayi lebih dari
4000 gr, riwayat PE dan polyhidramnion.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL > 4500 gr dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL > 4500 gr dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil.
Diagnosis
dapat dengan mudah ditagakkan:
1. Anamnesis:
Riwayat persalinan yang lalu, seperti abortus, partus prematurus, kematian janin dan anak besar.
Riwayat keluarga (herediter).
Keluhan sekarang: trias
poliuri, polidipsi, polifagi, dan pernah berobat sakit gula pada dokter.
2. Pemeriksaan
meliputi:
-Pemeriksaan urin
-Pemeriksaan kadar gula
darah puasa dan postr-prandiol
-Glukosa toleransi tes
(GTT)
Skrining
awal diabetes mellitus gestasional adalah dengan cara melakukan pemeriksaan
beban 50gram glukosa pada kehamilan 24 – 28 minggu. Untuk tes ini pasien tidak
perlu puasa.
Kadar
glukosa serum atau plasma yang normal harus kurang dari 130mg/dl (7,2mmol/l)
atau kurang dari 140mg/dl (7,8mmol/l). dengan memakai nilai 130mg/dl atau lebih
akan meningkatkan sensitivitas test sekitar 80 – 90%, tetapi menurukan
spesifisitasnya dibandig bila dipakai nilai 140mg/dl atau lebih.
Apabila
yang diapkai hanya nillai 130mg/dl, hal ini akan terdeteksinya kasus diabetes
mellitus gestasional yang berari akan meningkatkan akan meningkatkan hasil
positif palsu. Oleh karena itu, untuk mendeteksi adnya diabetes mellitus
gestasional sebaiknya tidak duipakai hanya satu nilai, tetapi keduanya yaitu 130mg/dl
dan 140mg/dl.
Hasil
test 1 jam yang abnormal harus dilanjutkan dengan pemeriksaan beban 100gram
glukosa. Selama 3 hari pasien disuruh diet yang tidak ketat, kemudian dilakukan
pemeriksaan darah puasa yang diambil dari pembuluh drah vena, setelah 1– 3 jam
pemberian 100gram glukosa. Selama periode pemeriksaan pasien harus tetap duduk
dan tidak boleh merokok.
Diagnosis
yang praktis ialah menggunakan beban 75gram glukosa dan apabila ditemukan nilai
lebih dari 140mg/dl dianggap DMG dan nilai lebih dari 200mg/dl merupakan DM
yang berat.
E.
Peran
Bidan dalam Pencegahan Penyakit
Bidan perlu
melakukan pemantauan tekanan darah, kenaikan berat badan dan eksresi
proteinuria khususnya pada paruh kedua kehamilan secara baik. Selain itu bidan juga perlu
memberikan konseling kepada ibu hamil untuk melakukan perawatan prenatal dini
secara teratur.
·
Diet menurunkan berat badan, jika mengalami kelebihan berat badan. Melalui
pengaturan pola makan yang tepat akan terhindar dari kelebihan kadar gula dalam
darah.
·
Melakukan olahraga secara rutin selama 15-60
menit, minimal 3 kali dalam seminggu. Adapun olahraga yang dianjurkan yaitu :
jalan kaki, renang, senam dan bersepeda. Selain mencegah kegemukan, olahraga
juga dipercaya dapat membakar gula dalam darah sehingga dapat mencegah
penumpukan gula dalam darah.
·
Kurangi konsumsi gula, serta hindari makanan
dan minuman yang banyak mengandung gula seperti soft drink, permen, es krim,
roti manis dan lain sebagainya. Dengan mengurangi konsumsi gula, beban kerja
pankreas dalam memproduksi insulin menjadi lebih ringan.
·
Mendekati
usia 40 tahun, sebaiknya periksakan kadar gula darah secara teratur terutama
jika terdapat riwayat penderita diabetes dalam silsilah keluarga. Dengan
memeriksakan secara dini diharapkan jika terdeteksi gejala diabetes dapat
segera tertangani dengan baik.
·
Dengan
mengetahui faktor risiko diabetes kehamilan dan melakukan tes screening
prenatal pada usia 24 – 28 minggu kehamilan akan membantu mendeteksi diabetes
gestational secara dini. Diabetes gestational sendiri merupakan komplikasi
diabetes pada saat kehamilan yang dapat mengakibatkan kelahiran cacat pada bayi
khususnya pada jantung dan tulang belakang. Hal ini disebabkan oleh tingginya
kadar glukosa pada awal kehamilan yang dapat menghilangkan oksigen pada embrio.
Pengelolaan obstetric
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan
pemantauan keadaan klinis ibu dan janin, terutama tekanan darah, pembesaran/
tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan
USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan).
Pada tingkat Polindes dan puskesmas dilakukan pemantauan ibu
dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung
janin.
Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan
dengan cara :
Pengukuran
tinggi fundus uteri
USG
Penilaian
menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5
merupakan tanda gawat janin.
Penilaian
ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia,
Pertumbuhan Janin erhambat (PJT) dan gawat janin merupakan indikasi untuk
melakukan persalinan secara seksio sesarea.
Pada
janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia
kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan pergerakan
janin (normal >l0x/12 jam).
Bayi
yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.
Bila
akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis terlebih
dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).
Kehamilan
DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan vaskuler dan infeksi
seperti glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat sejak usia
kehamilan 34 minggu. Penderita DMG dengan komplikasi biasanya memerlukan
insulin.
Penilaian
paling ideal adalah penilaian janin dengan skor fungsi dinamik janin plasenta
F.
Komplikasi
Diabetes kehamilan berisiko menimbulkan komplikasi kehamilan
yang membahayakan ibu hamil dan bayinya. Risiko komplikasi bagi ibu hamil
mencakup hipertensi kehamilan (pre-eklamsia), edema (pembengkakan), cairan
ketuban terlalu banyak, melahirkan bayi lebih besar dari ukuran normal
(makrosomia), persalinan premature dan terjadinya diabetes melitus tipe 2.Potensi
risiko untuk bayinya termasuk penyakit kuning, gula darah rendah dan kesulitan
bernafas saat lahir serta meningkatkan mortalitas atau kematian janin. Bayi
yang ibunya terkena diabetes kehamilan cenderung memiliki berat badan besar
karena dia harus membuat insulin ekstra untuk mengontrol gula darah yang
tinggi, sehingga cadangan lemak dan jaringannya besar. Hal ini dapat membuat
proses kelahirannya sulit dan seringkali harus melalui operasi caesar. Bayi
tersebut juga dapat memiliki gula darah rendah (hipoglikemia) setelah lahir
karena tingkat insulin tubuhnya yang tinggi.
Jika dalam jangka panjang tanpa
perawatan memadai, dapat memicu berbagai komplikasi kronis, seperti:
Gangguan
kardiovaskular, disertai lesi membran
basalis yang
dapat; diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron;
Gangguan
pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot
ulcer, amputasi, charcot joint dan disfungsi
seksual, dan
gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria dan hiperosmolar non-ketotik yang dapat berakibat
pada stupor dan koma;
Pada
prediabetik dijumpai kelainan anatomic dan metabolic, namun tanpa gejala yang
jelas. Prediabetik dapat menjadi diabetes bila timbul tekanan (stress) seperti
adanya kehamilan, infeksi, obesitas, emosi dan lain-lain.
1. Pengaruh
kehamilan, persalinan dan nifas pada diabetes, adalah :
³ Kehamilan
dapat menyebabkan status prediabetik menjadi manifest (diabetic).
³ Diabetes akan menjadi lebih berat
oleh kehamilan.
³ Pada
persalinan yang memerlukan tenaga ibu dan kerja rahim akan memerlukan glukosa
yang banyak, maka bisa terjadi hipoglikemia atau koma.
³ Dalam masa laktasi keperluan akan insulin akan bertambah.
2. Pengaruh diabetes terhadap kehamilan
:
³
Abortus atau partus prematurus
³
Hidramnion
³ Pre eklamsi
³ Kesalahan letak janin
³
Insufisiensi plasenta
3. Pengaruh diabetes terhadap
persalinan :
³Inersia uteri dan atonia uteri
³ Distosia karena janin (anak besar, bahu lebar)
³Kelahiran mati
³ Persalinan lebih sering ditolong secara operatif
³ Angka kejadian perdarahan dan
infeksi tinggi
³
Morbiditas dan mortalitas ibu tinggi
4. Pengaruh diabetes terhadap nifas :
³ Perdarahan dan infeksi puerperal lebih tinggi
³ Luka-luka jalan lahir lambat pulih /
sembuh
5.
Pengaruh diabetes terhadap janin
atau bayi :
³ Sering
terjadi abortus
³ kematian
janin dalam kandungan setelah 36 minggu
dapat terjadi cacat bawaan
³ Dismaturitas
³ Janin besar (giant baby / makrosomia)
³ Kematian
neonatal tinggi
³ Kemudian hari
dapat terjadi kelainan neurologik dan psikologik
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar,
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri.
Jakarta: EGC
Prawirohardjo,
Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Tridasa Printer
Susanto,
Herman. 2003. Obstetri Patologi.Bandung:
EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar