A.
Tumor
1.
Pengertian
Tumor adalah benjolan atau suatu pertumbuhan bisa ganas bisa
jinak. Tumor adalah perkembangan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh
sendiri. Tumor adalah bengkak akibat radang, cedera, neoplasma, edema (Ramli
Ahmad, 2003 “Kamus kedokteran, Jakarta, Djambatan”). Tumor jinak adalah
pembengkakan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri yang memiliki
pertumbuhan lambat dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Sedangkan Tumor
ganas adalah pembengkakan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri yang
memiliki pertumbuhan cepat, tidak terkendali dan menyebar kebagian tubuh lain.
2.
Penyebab Tumor
Dikarenakan
adanya mutasi DNA yang terakumulasi merupakan faktor utama penyebab tumor,
sebenarnya sel manusia mempunyai mekanisme perbaikan DNA dan mekanisme lainya
yang menyebabkan DNA mengalami kerusakan dirinya dengan apoptosis jika
kerusakan sel sangat parah. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel di
tandai dengan pembelahan DNA pada kromosom sampai pada sel itu sendiri.
3.
Pemicu Timbulnya
Tumor
a.
Ketergantungan rokok yang mengandung nikotin dan
zat-zat adiktif lainya, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam
darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi
cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia
adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang.
b.
Gaya hidup yang tidak sehat.
c.
Alkoholic.
d.
Obesitas.
e.
Benzena dan zat kimia lainnya yang berada sekitar
lingkungan, diserap oleh darah sehingga meracuni seluruh jaringan tubuh.
f.
Akibat radiasi.
g.
Masalah genetis.
4.
Perbedaan Tumor
Jinak Dan Tumor Ganas
Perbedaan tumor
jinak dan ganas adalah :
a.
Tumor jinak
1)
Pertumbuhan lambat.
2)
Terbungkus dalam kantong.
3)
Tidak menyebar kebagian
tubuh lain.
b.
Tumor ganas
1)
Pertumbuhan sel cepat.
2)
Tidak terkendali.
3)
Menyebar ke bagian tubuh
lain (metastase).
4)
Tumor ganas = kanker.
5.
Tujuan Asuhan
Kebidanan
a.
Untuk memberikan asuhan
kebidanan pada ibu dengan gangguan reproduksi.
b.
Untuk mengatasi masalah
gangguan reproduksi terutama pada tumor jinak dan ganas pada uterus.
c.
Untuk mencegah penyebaran
pada tumor ganas.
d.
Sebagai skrining/deteksi
dini pada tumor jinak dan ganas pada uterus.
B. Kanker Payudara (Ca Mammae)
1.
Pengertian
Carsinoma mammae
adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang
jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase
(Soeharto Resko Prodjo, 1995 dalam http://www.lenterabiru.com). Carsinoma
mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel
abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995 dalam http://www.lenterabiru.com).
Kanker payudara adalah jenis kanker yang berasal dari kelenjar saluran dan
jaringan penunjang payudara. Tingkat insidensi kanker payudara di kalangan
wanita adalah 1 berbanding 8. Di Indonesia, kanker payudara menduduki
peringkat kedua dari semua jenis kanker. Sedangkan sekitar 60-80 % ditemukan
pada stadium lanjut dan berakibat fatal. Biasanya kanker ini ditemukan pada
umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas.
2.
Penyebab dan
Faktor Predisposisi
a.
Ca Payudara yang terdahulu Terjadi malignitas sinkron
di payudara lain karena mammae adalah
organ berpasangan.
b.
Keluarga Diperkirakan 5% semua kanker adalah
predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma
mammae.
c.
Kelainan payudara (benigna) Kelainan fibrokistik
(benigna) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang
menderita/pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
d.
Makanan, berat badan dan faktor resiko lain Status
sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat badan
yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang berhubungan
dengan oestrogen pada wanita post menopouse.
e.
Faktor endokrin dan reproduksi Graviditas matur kurang
dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun Menarche kurang dari 12 tahun.
f.
Obat anti konseptiva oral Penggunaan pil anti konsepsi
jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena
kanker.
g.
Kelompok wanita yang kemungkinan terkena kanker
payudara adalah :
1)
Wanita dengan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol,
asupan lemak berlebihan dan kurang olahraga.
2)
Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara Insidensi
kanker payudara oleh karena genetik menunjukkan 5-10 %.
3)
Pernah menderita kanker pada salah satu payudara.
4)
Menderita tumor jinak payudara.
5)
Infertil dan kehamilan pertama pada usia 35 tahun.
6)
Tidak memiliki anak.
7)
Faktor hormonal.
8)
Awal menstruasi (menarche) sebelum usia 12 tahun dan
berhenti menstruasi (menopause) setelah usia 50 tahun.
9)
Periode menstruasi lebih lama.
10)
Tidak pernah menyusui anaknya.
11)
Usia yang makin bertambah-Kanker payudara 78 %
menunjukkan terjadi pada usia lebih 50 tahun dan 6 % terjadi pada usia kurang
dari 40 tahun. Sedangkan rata-rata kanker payudara ditemukan pada usia 64
tahun.
3.
Gejala
a.
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya
dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri
dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.
b.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan,
benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit.
c.
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada
dinding dada atau kulit di sekitarnya.
d.
Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan
yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan
mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Gejala lainnya yang mungkin
ditemukan:
a.
Benjolan atau massa di ketiak
b.
Perubahan ukuran atau bentuk payudara
c.
Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya
berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)
d.
Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara,
puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling
puting susu)
e.
Payudara tampak kemerahan
f.
Kulit di sekitar puting susu bersisik
g.
Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
h.
Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara .
i.
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan
berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
4.
Gambaran
Klinik dan Patofisiologi
Gambaran Klinik :
a.
Tanda carcinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri
fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile,
bentuk bulat dan elips
b.
Gejala carcinoma Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya
keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala
lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.
Benjolan di payudara atau ketiak, perubahan bentuk dan ukuran payudara
yang luar biasa, kerutan atau lekuk yang luar biasa pada payudara, puting
payudara tertarik ke dalam., perdarahan atau keluar cairan abnormal dari puting
payudara.
Patofisiologi :
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan
paling sering terjadi pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel
dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi
carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun
untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat
dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis
dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran
limfe dan aliran darah (Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995 dalam http://www.lenterabiru.com).
5.
Klasifikasi
Kanker Payudara
a.
Klasifikasi Patologik
1)
Paget’s disease
Paget’s disease merupakan bentuk
kanker yang dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai eksema menahun putting
susu, yang biasanya merah dan menebal. Suatu tumor sub areoler bisa teraba.
Sedang pada umumnya kanker payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis
yang buruk namun pada paget’s disease prognosisnya lebih baik. Paget’s disease merupakan suatu kanker
intraduktal yang tumbuh dibagian terminal dari duktus laktiferus. Secara
patologik cirri-cirinya adalah: sel-sel paget(seperti pasir), hipertrofi sel
epidermoid, infiltrasi sel-sel bundar di bawah epidermis.
2)
Kanker duktus laktiferus
(a)
Comedo carcinoma terdiri dari sel-sel kanker non
papillary dan intraductal, sering dengan nekrosis sentral sehingga pada
permukaan potongan terlihat seperti terisi kelenjar, jarang sekali comedo
carcinoma hanya pada saluran saja biasanya akan mengadakan infiltrasi
kesekitarnya menjadi infiltrating comedo carcinoma.
(b)
Adeno carcinoma dengan infiltrasi dan fibrosis, ini
adalah kanker yang lazim ditemukan 75 % kanker payudara adalah tipe ini. Karena
banyak terdiri dari fibrosis umumnya agak besar dan keras. Kanker ini disebut
juga dengan tipe scirrbus yaitu tumor yang mengadakan infiltrasi ke kulit dan
kedasar.
3)
Medullary carcinoma
Tumor ini biasanya sangat dalam di
dalam kelenjar mammae, biasanya tidak seberapa keras, dan kadang-kadang
disertai kista dan mempunyai kapsul. Tumor ini kurang infiltratif disbanding
dengan tipe scirrbus dan mestatasis ke ketiak sangat lama. Prognosis tumor ini
lebih baik dari tipe-tipe tumor yang lain.
4)
Kanker dari Lobulus
Kanker lobulus sering timbul sebagai
carcinoma in situ dengan lobulus yang membesar. Secara mikroskopik, kelihatan
lobulus atau kumpulan lobulus yang berisi kelompok sel-sel asinus dengan
bebrapa mitosis. Kalau mengadakan infiltrasi hamper tidak dapat dibedakan
dengan tipe scirrbus.
b.
Klasifikasi klinik
1)
Steinthal I : kanker payudara besarnya sampai 2 cm dan
tidak memiliki anak sebar.
2)
Steinthal II : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan
anak sebar dikelenjar ketiak.
3)
Steinthal III : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan
anak sebar di kelenjar ketiak, infra dan supraklavikular, atau infiltrasi ke
fasia pektoralis atau ke kulit atau kanker payudara yang apert (memecah ke
kulit).
4)
Steinthal IV : kanker payudara dengan metatasis jauh
misal ke tengkorak, tulang punggung, paru-paru, ahti dan panggul.
c.
Klasisikasi TNM kanker payudara
T artinya tumor, N artinya nodule atau
kelenjar yang membesar regional, M artinya metastase.
Tx : Tumor
primer tidak dapat ditentukan
To : Tidak
terbukti adanya tumor primer
Tis :
1) kanker in situ, 2) kanker intaduktal atau labular in situ, 3) penyakit
paget’s pada papilla tanpa teraba tumor
T1 : Tumor <
2 cm
T1a : Tumor < 0.5 cm
T1b : Tumor 0.5-1
cm
T1c : Tumor 1-2
cm
T2 : Tumor 2-5
cm
T3 : Tumor >
5 cm
T4 :
berapapun ukuran tumor, dengan infiltrasi langsung ke dinding dada atau kulit. Dinding
dada termasuk costa, intercostal muskulus dan tidak termasuk otot pektoralis.
T4a :
Melekat pada dinding dada
T4b :
dengan oedema, infiltrasi atau ulserasi kulit (kulit yang berbiji-biji)
T4c :
T4a dan T4b
T4d :
carcinoma inflamatoir (mastistis carcinoma tosis)
Nx :
pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
No :
tidak teraba kelenjar aksila
N1 :
teraba pembesaran kelenjar aksila homolateral yang tidak melekat
Mx :
Metastasis jauh dan tidak dapat ditentukan
Mo :
Tidak ada metastasis jauh
M1 :
ada metastasis jauh termasuk ke kelenjar supraklavikula
6.
Metode
Deteksi Dini
Pendektesian
kanker payudara sedini mungkin merupakan faktor penting dalam menanggulangi
kanker payudara. Oleh karena kanker payudara merupakan jenis kanker yang mudah
dideteksi. Untuk menemukan kanker pada stadium awal dilakukan dengan
pemeriksaan medis antara lain :
a.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
b.
Pemeriksaan payudara secara klinis (SARARI).
c.
Pemeriksaan mammografi adalah foto payudara dengan alat
khusus.
d.
Biopsi aspirasi.
e.
True-cut (pengambilan jaringan dengan jarum
ukuran besar).
f.
Biopsi terbuka adalah prosedur pengambilan jaringan
dengan operasi kecil, eksisi maupun insisi yang dilakukan sebagai diagnosis pre
operatif ataupun durante operationam.
g.
Terapi, untuk meningkatkan angka harapan hidup,
pembedahan biasanya diikuti dengan terapi. Misalnya terapi radiasi, terapi
hormon, kemoterapi, dan terapi imunologik.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 1. (a, b, c, d) Metode Pendeteksian Kanker Payudara
7.
Pengobatan
a.
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian
secara menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih
setelah biopsi.
b.
Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi
penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.
c.
Terapi penyinaran digunakan membunuh sel-sel kanker di
tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah
bening.
d.
Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh
sel-sel yang berkembanganbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya)
dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang
menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel
kanker di seluruh tubuh.
Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir
a.
Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya
hampir selalu meliputi pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis
ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor.
b.
Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama
adalah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving
(hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya).
Pembedahan breast-conserving
a.
Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah
kecil jaringan normal di sekitarnya
b.
Eksisi luas atau mastektomi parsial :
pengangkatan tumor dan jaringan normal di sekitarnya yang lebih banyak
c.
Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian
payudara.
1)
Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya
memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker.
2)
Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving
ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik.
3)
Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan
nyeri dan berlangsung tidak lama. Kulit tampak merah atau melepuh.
Mastektomi
a.
Mastektomi simplek : seluruh jaringan payudara diangkat
tetapi otot dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup
untuk menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih mudah
dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah payudara dibiarkan utuh. Prosedur
ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker invasif yang telah menyebar luar
ke dalam saluran air susu, karena jika dilakukan pembedahan breast-conserving,
kanker sering kambuh.
b.
Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar
getah bening atau modifikasi mastektomi radikal : seluruh jaringan
payudara diangkat dengan menyisakan otot dan kulit, disertai pengangkatan
kelenjar getah bening ketiak.
c.
Mastektomi radikal : seluruh payudara, otot dada
dan jaringan lainnya diangkat.
1)
Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan,
akan sangat mengurangi resiko kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada
kelenjar getah bening di sekitarnya.
2)
Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar
getah bening mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan obat penghambat hormon.
3)
Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya
lebih kecil dari 1,3 cm bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika garis tengah
tumor lebih besar dari 5 cm, setelah pembedahan biasanya diberikan kemoterapi.
Jika garis tengah tumor lebih besar dari 7,6 cm, kemoterapi biasanya diberikan
sebelum pembedahan.
4)
Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada
dalam pengawasan ketat dan tidak menjalani pengobatan atau segera menjalani mastektomi
bilateral (pengangkatan kedua payudara).
5)
Hanya 25% karsinoma lobuler yang berkembang menjadi
kanker invasif sehingga banyak penderita yang memilih untuk tidak menjalani
pengobatan.
6)
Jika penderita memilih untuk menjalani pengobatan, maka
dilakukan mastektomi bilateral karena kanker tidak selalu tumbuh pada payudara
yang sama dengan karsinoma lobuler.
7)
Jika penderita menginginkan pengobatan selain
mastektomi, maka diberikan obat penghambat hormon yaitu Tamoxifen.
8)
Setelah menjalani mastektomi simplek, kebanyakan
penderita karsinoma duktal in situ tidak pernah mengalami kekambuhan.
9)
Banyak juga penderita yang menjalani lumpektomi, kadang
dikombinasi dengan terapi penyinaran.
10)
Kanker payudara inflamatoir adalah kanker yang
sangat serius meskipun jarang terjadi. Payudara tampak seperti terinfeksi,
teraba hangat, merah dan membengkak.
11)
Pengobatannya terdiri dari kemoterapi dan terapi
penyinaran.
Rekonstruksi Payudara
a.
Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan
silikon atau salin maupun jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya.
b.
Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi
atau bisa juga dilakukan di kemudian hari.
c.
Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah
dipertanyakan. Silikon kadang merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi
keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang
masuk ke dalam laliran darah.
Kemoterapi dan Obat Penghambat Hormon
a.
Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali
diberikan segera setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau
tahun.
b.
Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan
memperpanjang angka harapan hidup penderita.
c.
Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif
dibandingkan dengan kemoterapi tunggal. Tetapi tanpa pembedahan maupun
penyinara, obat-obat tersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara.
d.
Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah,
muntah, luka terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut
yang sifatnya sementara.
e.
Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena
adanya obat ondansetron. Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6
kali selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi,
tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita.
f.
Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih
peka terhadap infeksi dan perdarahan.
g.
Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan
menghilang.
h.
Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa
diberikan sebagai terapi lanjutan setelah pembedahan.
i.
Tamoxifen secara kimia berhubungan dengan esrogen dan
memiliki beberapa efek yang sama dengan terapisulih hormon (misalnya mengurangi
resiko terjadinya osteoporosis dan penyakit jantung serta meningkatkan
resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi Tamoxifen tidak mengurangi hot
flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat menopause.
Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar
a.
Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh.
Bagian tubuh yang paling sering diserang adalah paru-paru, hati, tulang,
kelenjar getah bening, otak dan kulit.
b.
Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu
bertahun-tahun atau bahkan berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan
diobati.
c.
Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi
tidak menunjukkan gejala biasanya tidak akan memperoleh keuntungan dari
pengobatan. Akibatnya pengobatan seringkali ditunda sampai timbul gejala
(misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk.
d.
Jika penderita merasakan nyeri, diberikan obat
penghambat hormon atau kemoterapi untuk menekan pertumbuhan sel kanker di
seluruh tubuh.
e.
Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang, maka
dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran merupakan pengobatan yang paling
efektif untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar ke otak.
Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada:
a.
Kanker yang didukung oleh estrogen
b.
Penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker
selama lebih dari 2 tahun setelah terdiagnosis-kanker yang tidak terlalu
mengancam jiwa penderita.
c.
Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada
penderita yang berusia 40 tahun dan masih mengalami menstruasi serta
menghasilkan estrogen dalam jumlah besar atau kepada penderita yang 5 tahun
lalu mengalami menopause.
d.
Tamoxifen memiliki sedikit efek samping sehngga
merupakan obat pilihan pertama.
e.
Selain itu, untuk menghentikan pembentukan estrogen
bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat ovarium (indung telur) atau
terapi penyinaran untuk menghancurkan ovarium.
f.
Jika kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau
bertahun-tahun setelah pemberian obat penghambat hormon, maka digunakan obat
penghambat hormon yang lain.
g.
Aminoglutetimid adalah obat penghambat hormon yang
banyak digunakan untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam tulang.
Hydrocortisone (suatu hormon steroid) biasanya diberikan pada saat yang
bersamaan, karena aminoglutetimid menekan pembentukan Hydrocortisone
alami oleh tubuh.
h.
Kemoterapi yang paling efektif adalah cyclophosphamide,
doxorubicin, paclitaxel, dosetaxel, vinorelbin dan mitomycin C. Obat-obat ini
seringkali digunakan sebagai tambahan pada pemberian obat penghambat hormon.
Gambar 2. Pengangkatan kanker Payudara
Tahap
Pengobatan Sesuai Stadium Penyakit
Stadium TIS : Operasi mastektomi radikal
secara halsted tanpa radiasi
Stadium 1 : Modified mastektomi
radikal yaitu mastektomi tanpa pengangkatan muskulus pektoralis mayor dan
minor, ditambah dengan pengangkatan kelenjar ketiak dan radioterapi.
Stadium 2 : Seperti stadium 1 ditambah dengan sitosstatiska.
Stadium 3 : Radioterapi atau
eksisi tumor yang apert dan pemberian terapi hormon, terdiri atas antrogen
sebelum menopause dan kombinasi androgen dan esterogen sesudah menopause,
sebelum menopause dikerjakan pula ooforektomi bilateral.
Stadium 4 : Sebelum menopause
dilakukan ooforektomi, jika tidak berhasil dilakukan hipofisektomi
C. Tumor Jinak Pada Alat Genital
1.
Vagina
a.
Tumor kistik vulva
1)
Kista inklusi (Kista epidermis). Kista yang terjadi
akibat perlukaan, terutama pada persalinan, karena episiotomy atau robekan,
dimana suatu segmen terpendam dan kemudian menjadi kista. Kista ini terdapat di
bawah epitel vulva/perineum maupun vagina berwarna kekuning-kuningan atau
abu-abu biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi cairan kental.
Umunya kista ini tidak menimbulkan keluhan.
2)
Kista sisa jaringan embrio
a)
Kista Gartner. Dianggap berasal dari saluran
mesonefridikus Wolffi. Terdapat pada dindinglateral-anterolateral vagina sampai
pada vulva dekat uretra dan klitoris. Dindingnya terdiri dari epitel torak atau
kubus berisi cairan jernih tanpa musin. Biasanya berukuran kecil dan multiple
namun dapat mencapai ukuran kepala janin, dengan konsistensi yang lunak.
b)
Kista saluran nuck. Berasal dari sisa prosesus
vaginalis peritoneum yang terletak dalam saluran inguinal, kadang-kadang
melanjutkan diri sampai pada labium mayora. Terletak mulai dari saluran
inguinal sampai dinding labium mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa
kista. Kista saluran Nuck berisi cairan jernih dengan dinding selaput
peritoneum. Dengan demikian kista ini harus dibesarkan dengan hernia inguinal
dan varikokel yang sering terdapat pada kehamilan.
c)
Kista kelenjar
(a)
Kista bartholini. Terjadi akibat radang
(b)
Kista sebasea
Berasal dari kelenjar sebasea kulit
yang terdapat pada labium mayor, labium minor dan mons veneris, terjadi karena penyumbatan
saluran kelenjar sehingga terjadilah penimbunan sebum. Kelenjar ini biasanya terletak
dekat di bawah permukaan kulit berwarna kuning keabu-abuan, dengan batasa yang
jelas dan konsistensi keras, ukuran kecil seringmultiple. Dindingnya berlapis
epital kelenjar dengan isi sebum yang mengandung Kristal kolesterol. Kristal
ini sering mengalami infeksi.
(c)
Hidradenoma. Berasal dari kelenjar keringat, ada yang
mengatakan berasal dari sisasaluran Wolffi.
(d)
Penyakit Fox-Forduce. Disebut juga apokrin miliaria
terjadi akibat sumbatan saluran kelenjar keringat sehingga membentuk banyak
Kristal kecil dengan diameter 1-3 mm, multiple, terasa gatal. Kelainan ini dapat
juga terjadi di ketiak dangelanggang susu. Dapat mengalami kekambuhan apabila
terjadi gangguan emosi antara lain rangsang seksual.
(e)
Kista parauretra. Terjadi karena saluran kelenjar ini
tertutup oleh infeksi. Kista ini biasa menonjol pada dinding depan vagina dan
sering mengalami infeksi.
(f)
Kista endometriosis. Walaupun jarang seklai terjadi,
dapat tumbuh pada vulva maupun vagina. Kista pada vulva ini umu hanya
memerlukan pengangkatan kalau mengganggu saja. Pada kista yang mengalami
infeksi dapat dilakukan infeksi.
b.
Tumor solid vagina
1)
Tumor epitel
a)
Kondiloma akuminatum. Penyakit ini disebabkan oleh
virus HPV tipe 6 dan 2. Akhir-akhir ini juga dimasukkan dalam golongan penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual. Gambaran histologik adalah suatu
papiloma yang sekali-sekali setelah lama dapat menjadi ganas. Gambaran
makroskopis adalah seperti jengger ayam. Kondiloma akuminatum dapat tumbuh pada
vulva dan sekitar anus sampai vagina dan serviks.
b)
Karunkula uretra. Dibagi menjadi 2 macam:
(a)
Karankula uretra neoplasma. Terdiri dari polip merah
muda dengan tangkai pada tepi dorsal muarauretra, mikroskopik sebagai papiloma
uretra yang ditutupi oleh epitel transisional yang tersusun sebagai lipatan
dengan tipe yang sering menyerupai pertumbuhan ganas. Tumor ini mempunyai
kecenderungan untuk kambuh local. Gangguan yang ditimbulkan antara lain adalah nyeri
pada waktu berjalan dan duduk, ispareunia, disuria, perdarahandan pembengkakan.
(b)
Karankula uretra granulomatosa. Penonjolan ini terdiri
dari jaringan granulomatosa pada muara uretra terutama bagian belakang yang
meluas ke samping juga. Dengan demikian, lubang muara uretra ini menonjol akan
tetapi tidak mempunyai tangkai, berwarna merah kusam dan tidak menimbulkan nyeri
seperti pada karunkula uretra neoplasma. Gambaran mikroskopik adalah reaksi
granulomataosa jaringan terhadap infeksi kronik pada ueretra. Karunkula ini
sering terdapat pada wanita pasca menopause, kebanyakan merupakan penampilan
investasi Trikomonas vaginalis. Apabila etiologi infeksi tidak diobati maka
karunkula ini sering kambuh.
c)
Hiperkeratosis. Harus dibedakan karena leukoderma atau
vitiligo dimana pigmentasi tidak terjadi, serta karsinoma vulva insitu maupun
invasive. Pada hiperkeratosis dibedakan menjadi:
(a)
Yang disebabkan infeksi menahun: dermatitis.
(b)
Tumor jinak berpapil yang sudah menahun.
(c)
Distrofi (leukoplakia):
(1)
Likhen skelorsis, kadang-kadang disertai atropi
eitelnya saja: kraukosis (berkerut)
(2)
Hiperkeratosis, khas daan tidak khas.
(3)
Campuran antar 1 dan 2. Untuk membedakannya dengan
karsinoma seringkali memerlukan pemeriksaan lanjut (kolposkopi, sitologi maupun
histologi).
d)
Nevus pigmentosus. Walaupun kulit vulva hanya 3%
seluruh kulit badan, melanoma maligna terjadi pada vulva dan vagina 7-10%.
Nevus ini tampak sebagai lesi berwarna kehitam-hitaman pada permukaan vulva
berdiameter 1-2 mm. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan sel nevus yang khas
dengan inti biru tua dan terletak di bawah lapisan epitel. Menururt Masson sel
nervus berasal dai melanosit dalam epidermis atau dari sel Schwan dari serabut saraf
yang menuju kulit. Yang berbahaya ialah lesi yang berpigmen dan tak meluas
sehingga sebaiknya diperiksa secara histologik.
2)
Tumor jaringan mesoderm
a)
Fibroma: berasal dari jaringan di sekitar labium majus,
dapat tumbuh besar dengan konsistensi lunak dan berwarna putih keabu-abuan.
b)
Lipoma: berasal dari jaringan lemak di sekitar labium
majus dengan konsistensi lunak, dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar.
c)
Leiomioma: berasal dari otot polos ligamentum rotundum
dekat pada labiummayus tersusun seperti pusaran air/konde.
d)
Neurofibroma: berasal dari sarung serabut saraf,
biasanya kecil saja, lunak, berbentuk polipoid dan berwarna seperti daging.
e)
Hemangioma: yang berasala dari congenital biasanya akan
menghilang sendiri pada pertumbuhan anak. Pada wanita pasca menopause biasanya terjadi
karena adanya varises yang kecil-kecil dan dapat menyebabkan perdarahan pasca menopause.
Angiokeratoma adalah jenis hemangioma dengan kapiler membesar pada korium dan
dengan hyperkeratosis padaepidermis. Hemangioma kavernosum mempunyai ruangan
yang luas dengan permukaan yang tidak rata, berisi darah dengan dinding sel
endotel, tumor ini kadang-kadang masuk ke jaringan di bawahnya.
f)
Limfangioma: berasal dari jaringan pembuluh limfe,
jarang sekali dijumpai. Mikroskopik tampak seperti limfangiom namun tidak
berwarna.
2.
Vulva
a.
Tumor kistik
Tumor-tumor di vulva umumnya
mempunyai sifat yang sama dengan yang di dapatkan pada vagina. Tumor vulva dan
vagina hendaknya dibedakan dengan vaginitisemfisematosa. Dapat juga saluran
Muler terjadi di dekat serviks biasanya soliter, akan tetapi dapat multiple,
kista ini dilapisis epitel seperti endoserviks, berisi cairan musin.
b.
Tumor solida
1)
Granuloma. Bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan
merupakan granulasi yang terbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama
terjadi pada bekas operasi kolpografi dan histerektomi total dan dapat bertahan
sampai bertahun-tahun.
2)
Tumor miksoid vagina. Konsistensi lunak seperti kista
berisi jaringan miksomatosa, jaringan pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa
terdapat pada daerah glutea, fossaiskhiorektales, serta apabila terdapat di
vagina berada pada daerah para kolpos. Kadang-kadang kambuh kembali dan dapat
juga menjadi ganas.
3)
Adenosis vagina. Berasal dari sisa saluran para mesonefridikus
Muler berupa tumor jinak vagina, terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri
dari epitel torak yang mengeluarkan mucus. Di tempat itu mukosa vagina tampak
merah dan berbintik. Ini disebabkan karena pemberian hormone estrogen sintesis
lain, diberikan pada ibu penderitawaktu hamil muda (sindrom D.E.S). Tumor ini
dapat menjadi adenocarcinoma. Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi yang
terlihat sebagai ulserasi dikemudian dilanjutkan dengan biopsy dan pemeriksaan
histopatologi.
3.
Tuba
Tumor tuba uterine dapat berupa neoplasma
maupun non neoplasma. Tumor tuba uterine yang neoplastik jarang sekali
ditemukan. Endometriosis yang sebenarnya bukan neoplasma lebih sering didapat
pada tuba, terkadang dikira ganas.
4.
Uterus
a.
Tumor ektoserviksa
1)
Kista sisa jaringan embrional: Berasal dari saluran
mesonefridikus Wolffi terdapat dinding samping ektoserviks.
2)
Kista endometriosis: letaknya superficial.
3)
Folikel atau kista Naboth: kista retensi kelenjar
endoserviks, biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan
servisitis. Kista ini jarang mencapaiukuran besar berwarna putih mengkilap
berisi cairan mucus. Kalau kista inimenjadi besar dapat menyebabkan perasaan
nyeri.
4)
Papiloma: dapat tunggal maupun multiple seperti
kondiloma akuminata. Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih
pada trauma bedahmaupun persalinan.
5)
Hemangioma: jarang terjadi, biasanya terletak
superficial, dapat membesar padawaktu kehamilan, dapat menyebabkan metroragi.
Terapi tumor ektoserviks tergantung pada kelainan ataupun potensi akan kelainan
yang dapat disebabkannya. Umunya bersifat ekspektatif saja. Kista Nabothi dapat
diinsisi, tumor-tumor lain dapat dilakukan ekstirpasi, kauterisasi dan
krioterapi.
b.
Tumor endoserviks Polip: sebetulnya adalah suatu
adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lender endoserviks.
Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari vulva. Epitel yang melapisi
biasanya adalah epitel endoserviks yang dapat juga mengalamimenjadi lebih
semakin kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis, sertamudah
berdarah. Polip ini berkembang karena pengaruh radang maupun virus. Harus ditegakkan
apakah polip itu suatu adenoma, sarcoma botriodes, adenokarsinomaserviks atau
mioma yang dilahirkan. Polip endoserviks diangkat dan perlu diperiksa secara
histologik.
c.
Tumor endometriuma
1)
Polip endometrium. Sering didapati terutama dengan
pemeriksaan histeroskop. Polip berasal dari:
a)
Adenoma, adenofibroma
b)
Mioma submukosum
c)
Plasenta
2)
Adenoma-adenofibroma. Biasanya terjadi dari epitel
endometrium dengan stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya
merupakan penampilan hyperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan
berwarna kemerah-merahan. Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi
sampai menometroragi, infertilias. Mempunyai kecenderungan kambuh kembali.
3)
Mioma submukosum. Sarang mioma dapat tumbuh bertangkai
dan keluar dari uterus menjadimioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi
kenyal berwarna putih.
4)
Polip plasenta. Berasal dari plasenta yang tertinggal
setelah partus maupun abortus. Pemeriksaan histology memperlihatkan vili
korialis dalam berbagai tingkat degenerasi yang dilapisi endometrium. Polip
plasenta menyebabkan uterus mengalami subinvolusio yang menimbulkan perdarahan.
Polip endometriosis umumnya diangkat dengan cara kauterisasi dan bedah laser.
d.
Miometrium Neoplasma. Ini berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumpangnya. Efek fibromatosa baik pada permukaan maupun
pada tempat lain dalam abdomen. Menurut letaknya, mioma dapat kita bagi
menjadi:
1)
Mioma submukosum: berada id bawah endometrium dan
menonjol ke dalamrongga uterus.
2)
Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di
antara serabutmiometrium.
3)
Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus
sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa.
e.
Adenomiosis. Adenomiosis adalah adanya sarang
enometriosis di antara serabut miometrium.
f.
Hemangioma. Tumor jinak pembuluh darah ini jarang
sekali ditemukan. Umunya didapatkan secara kebetulan pada pemeriksaan
histologik uterus yang diangkat karena perdarahan. Bentuk histologinya dapat
beraneka ragam.
5.
Ovarium
Diantara tumor
ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Diagnosis : Pada tumor
ovarium biasanya uterus dapat diraba sendiri. Jika tumor ovarium terletak di
garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan konsistensinya kistik. Apabila
sudah ditentukan bahwa tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah bersifat
neoplastik atau non neoplastik. Tumor non neoplastik akibat peradangan umumnya
adalah anamniesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan
pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena
pelekatan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya
pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri. Penanganannya Dapat dipakai
sebagai prinsip bahwa tumor ovalium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non
neoplastik tidak.
D. Tumor Ganas Alat Genital
1.
Vulva
a.
Karsinoma Vulva
1)
Epidemiologi
80-85% terdapat pada wanita pasca
menopause, terutama yang dalam dekade ke-7 sebagai puncak insidensi, paling
tidak mengenai 30%. Karsinoma vulva jarang ditemukan pada golongan umur < 50
tahun. Paritas dan suku / ras tidak mempunyai peran.
2)
Etiologi
Tidak banyak diketahui mengenai
etiologi jenis tumor ganas ini, meskipun disebut tentang lambatnya menarche
(15-17 tahun) dan awalnya menopous (40 tahun) dalam riwayat penyakitnya. Faktor
etnik tidak berpengaru, meskipun lesi granulomatosa sering ditemukan pada suku
negro.
3)
Faktor terjadinya kanker vulva
a)
Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis) HPV
merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual.
b)
Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina.
c)
Infeksi sifilis.
d)
Diabetes.
e)
Obesitas.
f)
Tekanan darah tinggi.
g)
Usia Tiga perempat penderita kanker vulva berusia
diatas 50 tahun dan dua pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker
pertama kali terdiagnosis. Usia rata-rata penderita kanker invasif adalah 65-70
tahun.
h)
Hubungan seksual pada usia dini.
i)
Berganti-ganti pasangan seksual.
j)
Merokok.
k)
Infeksi HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan
kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami
infeksi HPV menahun. Golongan sosial-ekonimi rendah. Hal ini berhubungan dengan
pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan yang rutin.
l)
Neoplasia intraepitel vulva (NIV).
m)
Liken sklerosus Penyakit ini menyebabkan kulit vulva
menjadi tipis dan gatal.
n)
Peradangan vulva menahun.
o)
Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain
vulva.
4)
Patologi
Lesi primer sering berupa ulkus denag
tepi induratif (ulcero-granulating) atau sebagai tumbuhan eksofitik (wart/kutil)
dengan tempat predileksi terutama di labia mayora, labia minora, klitoris dan
komisura posterior. Lesi bilateral tidaklah jarang, bahkan kedua labia mayora
dapat simetris terkena (kissing).
5)
Tingkatan pra-maligna
Kurang lebih 50% dari semua karsinoma
vulva didahului oleh suatu keadaan yang sedikit banyak dapat ditetapkan sebagai
pendahulunya. Yang paling sering adalah distrofia vulva seperti pada vulvitis
atrofik, vulvitis diabetik, leukoplakia, lichen atau lichenoid seperti pada
lichen sclerosus et atrophicus, kraurosis vulva denagan hiperplasi. Yang sangat
potensial menjadi pendahulu keganasan vulva adalah kondiloma akuminata atau
kondoloma lata, infeksi oleh HVP (Human Papiloma Virus) tipe-16 dan mungkin
juga tipe-18. pada Neoplasma Intraepitelial vagina (NIV) tidak ada bukti bahwa
NIV akan berlanjut menjadi kanker vulva yang invasif bila dibiarkan tanpa
pengobatan. NIV-I, II, III, biasanya terdapat pada wanita anatara 60-70 tahun.
Secara umum diterima, bahwa pada kanker serviks terdapat periode laten 5-10 tahun
sebelim lesi pra-maligna (NIS-I ,II , III , KIS) menjadi kanker yang invasif.
Mengingat lokasi tomur primer (karsinoma epidermoid) hampir 60% pada labium
majus, 20% pada labium minus atau veitibulum,12% di klitoris dan 6% di komisura
posterior, perembetan ke jaringan sekitar akanmeluas ke urethra, kandung kemih,
vagina, rektum dan malalui pembuluh getah bening secara embolisasi. Rute primer
penyebaran ke kelenjar inguinal adalah malalui kelenjar femoral luar
(superfisial), kemudian kelenjar femoral dalam (profundal) untuk akhirnya menuju
kelenjar getah bening panggul melalui kelenjar iliak luar/ekstern, obturator, iliaka
komunis dan kelenjar para-aorta.
6)
Pembagian tingkat keganasan karsinoma vulva.
Menurut klasifikasi FIGO
76
Tingkat
|
Kriteria
|
0
|
Karsinoma in
situ, karsinoma intraepitel seperti pada penyakit Bowen, penyakit Paget yang
non invasive
|
I
|
Tumor terbatas
pada vulva dengan diameter terbesar 2 cm /kurang kelenjar di lipat paha tak teraba,
atau teraba tidak membesar dan mudah digerakan (mobil), klinis tidak
mencurigakan adanya anak sebar di situ.
|
II
|
Tumor terbatas
pada vulva dengan diameter > 2 c, kelejar di lipat paha (inguinal) tidak
teraba bilateral, tidak membesar dan mobil, klinis tidak mencurigakan adanya
anak sebar di situ.
|
III
|
Tumor dari
setiap ukuran dengan: 1) Perluasan ke urethra, atau vagina, perineum dan anus.
2) Pembesaran kelenjar lipat pada uni/bilateral, mobil tapiklinis
mencurigakan telah terinfiltrasi oleh sel tumor.
|
IV
|
Tumor dari
setiap ukuran yang :
1) Telah
menginfiltrasi kandung kemih, mukosa rektum, atauke dua-duanya termasuk
bagian proksimal dari urethra.
2) Telah
menyebar ke tulang atau metastasis jauh.
|
7)
Gambaran klinis dan diagnosis
Penderita ini datang dengan keluhan
samar-samar mengenai iritasi vulva atau pruritus (gatal-gatal) vulva. Diagnosis
akan lebih mudah dibuat bila ditemukan benjolan, ulkus atau lesi yang berdarah.
Nyeri biasanya dikeluhkan bila lesinya terdapat dekatklitoris atau urethra,
karena pedih waktu kencing. Superinfeksi dari lesi ganas juga menimbulkan rasa
sakit dan lebih banyak iritasi akibat keputihan yang terus-menerus. Hanya
sekitar 5% yang datang denga pembesaran kelenjar lipat paha atau abses sebagai keluhan
utama.
8)
Diagnosis dini
Perasaan gatal atau terbakar di vulva
harus mendapatkan perhatian, untuk mencariarea yang mencurigakan akan
keganasan.Daerah tersebut dapat berupa wart (kutil), benjolan kecil yang
berwarnakemerahan, keputihan atau berfigmen, agak meninggi, atau ulkus datar
yang mudah berdarah dengan tepi induratif. Kalau prosesnya sudah agak lanjut,
mungkin akanditemukan luka yang dalam, yang telah mengalami infeksi dan
nekrotik, atau tampak seperti bunga kobis / kool.Golongan resiko tinggi ialah
wanita yang mempunyai faktor predisposisi : 1) Diabetes Melitus. 2) Obesitas. 3)
Hygiene seksual yang tidak baik. 4) Lichen sclerosus atrophicus. 5) Leukoplakia
& kraurosis vulva.
9)
Penanganan
Pada tingkat klink 0 (KIS/Intraepitelial
karsinoma) dikerjakan vulvektomi dengan mengangkat kedua labia mayora, labia
minora, sebagian mons veneris dan himen. Pada tingkat klinik I dan II dilakukan
vulvektomi radikal dengan limfadenektomi bilateral kelenjar inguinal luar dan
dalam, dalam satu tahap (enblok).
Komplikasi vulvektomi radikal dengan
limfadenektomi bilateralis yang perludiamati ialah infeksi luka dan dehisensi,
limfoedema (33%), parestesia saraf femoralis, perdarahan sekunder asal dari
arteri dan vena femoralis, kista getah bening yang sekunder terinfeksi dan
menimbulkan nyeri yang sangat, penyakit trombo-embolik, infeksi saluran kemih,
disfungsi seksual terutama sangat menurunnya libido (gairah seksual), anorgasme
dan dispareunia.
b.
Melanoma vulva
Melanoma vulva adalah keganasan nomor
dua pada vulva sesudah karsinoma. Hampir 5% dari semua melanoma maligna muncul
di vulva yang merupakan hanya 1% dari kulit permukaan seluruh tubuh. Terdapat
predileksi di labia minora dan klitoris, sering meluas kevagina dan urethra
berupa benjolan (nodul) yang berwarna hitam kebiruan. Menyebar secara limfogen
dengan membentuk nodul satelit sekeliling tumor primer untuk kemudian
bermestastasis ke kelenjar limfa regional. Bila terjadi penyebaran secara
hematogen, akan menyebar sehingga terdapat di paru-paru (terasering), kemudian
otak, hati dan jantung juga tidak jarang.
c.
Adenokarsinoma. Pada vulva jarang dan umumnya berasal
dari kelenjar bartholini.
d.
Basalioma (basal sel karsinoma). Biasanya ditemukan di
daerah yang berambut, sesekali pada labia mayora sebagai makula kemerahan/kecoklatan
atau sebagai nodul kecil yang mengalami ulserasi di tengahnya (ulkusrodens).
Lesi ini hampir tak pernah menyebar ke kelenjar getah bening, sebab itu eksisi
lokal yang luas sudah memadai untuk tujuan kuratif.
e.
Penyakit Paget. Merupakan lesi intra epitelial vulva
yang sering bersama-sama dengan munculnya adenokarsinoma kelenjar apokrin.
f.
Karsinoma verukosa. Karsinoma ini adalah keganasan pada
vulva berbentuk tumor eksofitik seperti papil pada kondiloma akuminata, atau
seperti bunga kol (cauliflower like).
g.
Sarkoma pada vulva. Sarkoma vulva sangat jarang tapi
metastasis berjarak jauh umum terjadi. Tumor ini histologik dapat berupa
leiomiosarkoma (paling sering), liposarkoma, rhabmiosarkoma, fibrosarkoma,
angiosarkoma, limfosarkoma, dan epiteloidsarkoma. Penyebarannya sangat cepat, karena
secara hematogen. Prognosisc sangat buruk. Peran radio terapi dan atau
kemoterapi sebagai adjuvans perlu dipertimbangkan.
h.
Tumor ganas sekunder pada vulva. Berasal dari jaringan
dekat vulva seperti serviks uteri, vagina, uterus yang merembetlangsung atau
secara limfogen atau embolisasi melalui pembuluh darah balik. Paling sering ditemukan
adalah metastasis koriokarsinoma yang memberi gambaran khas yang berwarna biru kehitaman.
Penanganan dengan kemoterapi tunggal (MTX) atau kombinasi, tergantung dari faktor
resikonya.
2.
Vagina
Tumor ganas
primer di vagina sangat jarang. Bilamana serviks uterus ikut terlibat dalam
proses, maka dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri. Begitu juga bilamana
vulva ikut terlibat dalam proses, maka dianggap tumor ganas itu adalah tumor
ganas vulva.
Gejala, Kanker
vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun luka terbuka
pada atau di sekitar lubang vagina. Kadang terbentuk bercak bersisik atau
perubahan warna. Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal. Pada
akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar cairan yang encer.
Gejala lainnya adalah:
a.
Nyeri ketika berkemih
b.
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
c.
Hampir 20% penderita yang tidak menunjukkan gejala.
Karsinoma vagina
a.
Epidemiologi
Kanker vagina jarang terjadi,
biasanya diderita oleh wanita berumur 50 tahun ke atas (Insidensi).
b.
Patologi
Terbanyak (hampir 99%) adalah
squamous cell carsinoma, sisanya adenokarsinoma dan embrional rhabdomiosarkoma
(sarkoma botrioides).
c.
Tingkat pra-maligna
Sebelum menjadi infasif, lesi itu
melalui tingkatan pra-maligna yang disebut sebagai NIV(N eoplasia
Intraepitelial Vagina) I, II, III (Displasia ringan, sedang, berat) dan KIS
(karsinoma in situ), yang berlangsung beberapa tahun dan dapat dideteksi awal melalui
Pap smear atau bilamana perlu biopsi terarah dengan bimbingan kolposkop
terhadap ulesi yang mencurigakan.
d.
Penyebaran
Bila proses terdapat pada sepertiga
bagian atas vagina, penyebarannya akan terjadi seperti pada karsinoma serviks; bila
berlokasi pada sepertiga bagian distal vagina, penyebarannya akan menyerupai
karsinoma vulva.
e.
Pembagian tingkat keganasan
Umumnya karsinoma epidermoid pada vagina
muncul di 2/3 di bagian proksimal vagina. Lokasi paling sering di dinding
paling atas (proksimal) atau depan bawah (distal) vagina, berbentuk eksopitik
seperti bunga kol, endofitik ulseratif, infiltratif atau papilomatosa. Pembagian
tingkat keganasan menurut FIGO
Tingkat
|
Kriteria
|
0
|
Karsinoma in
situ, karsinoma intra epithelial
|
I
|
Proses masih
terbatas pada dinding vagina
|
II
|
Proses sudah
meluas sampai jaringan para vagina, tetapi belum mencapai dinding panggul
|
III
|
Proses telah
meluas sampai ke salah satu/kedua dinding panggul;
|
IV
|
Proses sudah
keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasimukosa rektum/kandung
kemih
|
f.
Gambar klinik dan diagnose
Karsinoma in situ lebih sering
didapat sebai proses yang multifokal. Ia dapat ditemukan bersama-sama dengan
tumor sejenis di bagian lain dari traktus genitalis, atau setelah pembedahan yang
tidak radikal pada karsinoma serviks uterus, atau pasca radiasi karsinoma
serviksuterus. Adenokarsinoma vagina yang jarang, dapat berasal dari urethra, kelenjar
Bartholin, atau sebagai metastasis dari karsinoma endometrium/ovarium. Pada
pemeriksaan in spekulo dapat ditemukan ulkus dengan tepi yang induratif atau
pertumbuhan tumor eksofitik seperti bunga kol (cauliflower) yang mudah berdarah
pada sentuhan. Biopsi harus dibuat pada daerah yang dicurigai, sehingga bukti
histologik dapat menegakkan diagnosis.
g.
Diagnosis dini
Pada pemeriksaan rutin secara
berkala, pengambilan bahan untuk pemeriksaan sitologik dari dinding vagina
perlu pula pengambilan bahan dari ekto-dan endoserviks. Pada klinik yang sudah
maju, pemeriksaan kolposkopik, biopsi terarah dengan bimbingan kolposkop, kolpomikroskopi
dilakukan untuk membuat diagnosis dini.
h.
Penanganan
Untuk tingkat klinik 0, dapat
dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi, bedah krio (cryo-surgeri), penggunaan
sitostatika topikal atau sinar laser. Untuk tingkat klinik I dan II dilakukan opersi
atau penyinaran. Operasi pada tumor di bagian atas vagina sama dengan operasi
pada karsinoma serviks uterus, hanya vaginektomi dilakukan lebih luas (>1/2
puncak vagina harus diangkat), sedang operasi pada bagian bawah vagina
mendekati operasi pada karsinoma vulva. Kemoterapi dengan peraturan VAC
(Vincristine, Aktinomisin-D dan Cytoxan/Endoxan) hanya untuk pengobatan
embrional rabdomiosarkoma (sarkoma botrioides) pada anak-anak, yang ternyata
efektif. Tumor ini berbentuk polipoid seperti buah anggur yang berasal dari
bagian atas vagina dan dapat menonjol keluar sampai di introitus vagina.
Penyebaran secara hematogen ke paru-paru atau tulang.
3.
Adneksa (Tuba
Fallopii (Saluran Telur))
a.
Patologi : Menurut Hsu, Taymor, dan Hertig membagi
histologik tumor ini dalam 3 jenis menurut keganasannya:
1)
Jenis papiler : tumor belum mencapai otot tuba dan
difeensiasi selnya masih baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat
ditunjukkan.
2)
Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : tumor ini telah
memasuki otot tuba dan memperlihatkan gambaran kelenjar.
3)
Jenis alveo-meduler : terlihat mitosis yang atipik dan
terlihat invasi sel ganas ke dalam saluran limfa tuba.
b.
Penyebaran : Pada umumnya terjadi secara langsung ke
alat sekitarnya, kemudian melalui pembuluh getah bening ke abdomen, leher,
daerah inguinal, vagina, tuba, ovarium dan uterus.
c.
Tingkat Klinis Keganasan :
Tingkat Klinik
|
Kriteria
|
IA
|
Pertumbuhan
tumor terbatas pada salah satu tuba; tidak ada ascites. Tak ditemukan tumor
di permukaan luar, kapsulnya utuh. Tumor terdapat di permukaan luar, atau
kapsulnya pecah atau kedua-duanya.
|
IB
|
Pertumbuhan
tumor terbatas pada kedua tuba; tidak ada asites. Tak ada tumor di permukaan
luar, kapsulnya utuh. Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah,
atau kedua-duanya.
|
IC
|
Tumor dari
tingkatan klinik 1A dan IB, tetapi ada asites atau cucian rongga perut
positif.
|
II
|
Pertumbuhan
tumor melibatkan satu atau dua tuba, dengan perluasan ke panggul.
|
IIA
|
Perluasan
proses dan/ atau metastatis ke uterus atau ovarium.
|
IIB
|
Perluasan
proses ke jaringan panggul lainnya.
|
IIC
|
Tumor dari
tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan asites dan/atau cucian rongga
perut positif.
|
III
|
Tumor
melibatkan satu atau dua tuba dengan penyebaran kelenjar limfa
intraperitoneal, atau kedua-duanya. Tumor terbatas pada panggul kecil dengan
bukti histologik penyebaran ke usus halus atau omentum.
|
IV
|
Pertumbuhan
tumor melibatkan salah satu atau kedua tuba dengan metastasis berjarak jauh.
Bilamana didapatkan efusi pleural, harus ada sitologi positif untuk
menyebutnya sebagai tingkat klinik IV. Begitu pula ditemukannya
metastasiskeparenkim hati.
|
d.
Gambaran klinik dan diagnosis
Pada awal penyakit tidak menimbulkan
gejala diagnosis sering terlambat dibuat karena letaknya yang sangat tersembunyi
dan pemeriksaan histologik atas spesimen yang dikirim. Kalau sudah ada keluhan,
biasanya sudah terlambat. Deteksi dini tumor ganas tuba Falloppii sukar
diupayakan. Perlu dapat perhatian khusus bila wanita berusia (45-55 tahun), ditemukan
tumor adneksa (tumor radang: hidrosalping, piosalping atau abses tubo-ovarial
dan sebagainya) disertai rasa nyeri dan adanya getah vagina yang semula
kekuning-kuningan kemudian bercampur darah, perlu dicurigai kemungkinan akan
adanya tunor ganas tuba terutama pada nullipara atau primipara. Wanita beranak
satu (sterilitas satu anak) biasanya oleh karena mengalami infeksi gonokokus
yang menimbulkan peradangan tuba dan menjadi buntu. Perasaan nyeri ini dapat
intermiten atau terus menerus dan menjalar ke pangkal paha dan punggung bagian
bawah (regio sakro-koksigeal). Rasa sakit ini yang menyebabkan penderita datang
ke dokter. Pemeriksa sitologi usapan serviks tidak banyak membantu. Akan tetapi
bilamana hasilnya sel ganas positif, sedangkan di serviks maupun di kavum uteri
dapat dinyatakan tidak ada keganasan, maka perlu dipikirkan kemungkinan
keganasan di tuba atau ovarium, lebih lebih jika ada mas tumor pada adneksa.
Histero-salpingografi (HSG) tidak dianjurkan karena dapat berakibat meluasnya
proses ganas/radang. Kuldoskopi dan laparoskopi juga tak banyak berarti
karena sulit membedakan tumor ganas tuba dari tumor radang, kecuali bilamana
pemeriksaan tersebut disertai tindakan biopsi. Transvagina/transrektal USG
dapat membantu untuk menegakkan diagnosis.
e.
Penanganan
Penanganan utama yang dianjurkan adalah
TAH + BSO + OM + APP (Total Abdominal Hysterectomy + Bilateral
Salpingo-Oophorectomy + Omentectomy + Appendectomy). Dapat dipertimbangkan
(Optional) instilasi Phosphor 32 radioaktif atau khemoterapi profilaksis.
Sayatan dinding perut harus longitudinal linea mediana, cukup panjang untuk
memungkinkan mengadakan eksplorasi secara Gentle (lembut) seluruh rongga perut
dan panggul, khususnya di daerah subdiafragmatika dan mengirimkan sample cucian
rongga perut untuk pemeriksaan sitologi eksfoliatif. Radioterapi hanya
dikerjakan pada tumor beda dan jenis histologik keganasan tertentu seperti
disgerminoma.
4.
Kanker pada
Uterus (Kanker Rahim)
Kanker Rahim
adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim). Kanker rahim biasanya terjadi
setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60 tahun. Kanker
bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh
(misalnya kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim,
sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah).
a.
Penyebab
Penyebabnya yang
pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan
kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang
pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan
kepada hewan percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan
kanker. Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko
tertentu. (faktor resiko adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya
kemungkinan seseorang untuk menderita suatu penyakit). Wanita yang memiliki
faktor resiko tidak selalu menderita kanker rahim, sebaliknya banyak penderita
kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. Kadang tidak dapat dijelaskan
mengapa seorang wanita menderita kanker rahim sedangkan wanita yang lainnya
tidak. Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim:
1)
Usia Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia
50 tahun keatas.
2)
Hiperplasia endometrium.
3)
Terapi Sulih Hormon (TSH). TSH digunakan untuk
mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosis dan mengurangi resiko
penyakit jantung atau stroke. Wanita yang mengkonsumsi estrogen tanpa
progesteron memiliki resiko yang lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi
dan jangka panjang tampaknya mempertinggi resiko ini. Wanita yang mengkonsumsi
estrogen dan progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena progesteron
melindungi rahim.
4)
Obesitas. Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam
jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih
tinggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker
rahim pada wanita obes.
5)
Diabetes (kencing manis).
6)
Hipertensi (tekanan darah tinggi).
7)
Tamoksifen. Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk
mencegah atau mengobati kanker payudara memiliki resiko yang lebih tinggi.
Resiko ini tampaknya berhubungan dengan efek tamoksifen yang menyerupai
estrogen terhadap rahim. Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih besar
daripada resiko terjadinya kanker lain, tetapi setiap wanita memberikan reaksi
yang berlainan.
8)
Ras Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita
kulit putih.
9)
Kanker kolorektal.
10)
Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun.
11)
Menopause setelah usia 52 tahun.
12)
Tidak memiliki anak.
13)
Kemandulan.
14)
Penyakit ovarium polikista.
15)
Polip endometrium.
b.
Gejala
Gejala kanker rahim tidak spesifik.
Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita kanker rahim biasanya mengalami
gejala berikut ini secara menetap:
1)
tekanan abdomen (merasa penuh, bengkak atau kembung).
2)
Perasaan ingin buang air kecil terus menerus.
Gejala lainnya meliputi:
1)
Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual).
2)
Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas, seperti
sembelit.
3)
Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang.
4)
Lemas, letih dan lesu yang berkelanjutan.
5)
Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul.
6)
Perubahan dalam siklus menstruasi.
7)
Perdarahan rahim yang abnormal.
8)
Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita
yang masih mengalami menstruasi).
9)
Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca
menopause
10)
Perdarahan yang sangat lama berat dan sering (pada
wanita yang berusia diatas 40 tahun).
11)
Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul.
12)
Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita
pasca menopause).
13)
Nyeri atau kesulitan dalam berkemih.
14)
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Dengan mengetahui gejalanya diharapkan bidan dapat
meduga degredasi ganas padakanker rahim dengan bertindak :
1)
Melakukan pemeriksaan pap smear.
2)
Melakukan pemeriksaan dalam.
a)
Rahim agak membesar, lunak.
b)
Setelah pemeriksaan dalam kemungkinan terjadi
perdarahan.
c)
Pada pemeriksaan speculum; Perdarahan dari mulut rahim;
Jaringan keluar dari mulut rahim.
3)
Jaringan yang keluar dari mulit rahim diambil dan
dikirim ke dokter ahli patologianatomid.
4)
Bidan segera merujuk penderita untuk menegakkan
diagnose pasti ke puskesmas, dokter ahli kandungan atau ke RS.
c.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
1)
Pemeriksaan panggul
2)
Pap smear
3)
USG transvagin
4)
Biopsi endometrium.
Untuk membantu menentukan stadium atau penyebaran kanker, dilakukan
pemeriksaan berikut:
1)
Pemeriksaan darah lengkap
2)
Pemeriksaan air kemih
3)
Rontgen dada
4)
CT scan tulang dan hati
5)
Sigmoidoskopi
6)
Limfangiografi
7)
Kolonoskopi
8)
Sistoskopi.
Bidan mempunyai tugas menegakkan diagnosis dini kanker rahim dengan :
1)
Melakukan KIE dan Motivasi tentang gejala klinik
stadium awal.
a)
Beser putih atau bercampur darah
b)
Perdarahan mendadak/sedikit setelah menopause
c)
Terjadi sesak di bagian bawah abdomen
2)
Melakukan pemeriksaan sederhana
a)
Pengambilan pap smear
b)
Pemeriksaan dalam untuk menilai rahim
3)
Merujuk penderita untuk menegakkan diagnosa pasti
a)
Staging (Menentukan stadium kanker)
b)
Stadium I : kanker hanya tumbuh di badan Rahim
c)
Stadium II : kanker telah menyebar ke leher rahim
(serviks)
d)
Stadium III : kanker telah menyebar ke luar rahim,
tetapi masih di dalam rongga panggul dan belum menyerang kandung kemih maupun
rektum. Kelenjar getah bening panggul mungkin mengandung sel-sel kanker.
e)
Stadium IV : kanker telah menyebar ke dalam kandung
kemih atau rektum atau kanker telah menyebar ke luar rongga panggul.
d.
Pengobatan
Pemilihan pengobatan tergantung
kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor dan
kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umum penderita.
e.
Metode pengobatan
1)
Pembedahan. Kebanyakan penderita akan menjalani
histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat
(salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium
dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan
akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.
2)
Terapi penyinaran (radiasi). Digunakan sinar berenergi
tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal,
hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau
III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Penyinaran bisa dilakukan
sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk
membunuh sel-sel kanker yang tersisa)
3)
Kemoterapi. Pada terapi hormonal digunakan zat yang
mampu mencegah sampainya hormon ke selkanker dan mencegah pemakaian hormon oleh
sel kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor hormon dan menyebabkan perubahan
di dalam jaringan rahim. Sebelum dilakukan terapi hormon, penderita menjalani
tes reseptor hormon. Jika jaringan memiliki reseptor, maka kemungkinan besar
penderita akan memberikan respon terhadap terapi hormonal. Terapi hormonal
merupakan terapi sistemik karena bisa mempengaruhi sel-sel diseluruh tubuh.
Pada terapi hormonal biasanya digunakan pil progesteron. Terapi hormonal
dilakukan pada:
a)
Penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani
pembedahan ataupun terapi penyinaran.
b)
Penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru
atau organ tubuh lainnya.
c)
Penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh.
Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap terapi
hormonal, maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu siklofosfamid,
doksorubisin dan sisplastin.
f.
Efek samping pengobatan kanker
1)
Setelah menjalani histerektomi, penderita biasanya
mengalami nyeri dan merasa sangat lelah. Kebanyakan penderita akan kembali
menjalani aktivitasnya yang normal dalam waktu 4-8 minggu setelah pembedahan. Beberapa
penderita mengalami mualdan muntah serta gangguan berkemih dan buang air besar.
2)
Wanita yang telah menjalani histerektomi tidak akan
mengalami menstruasi dan tidak dapat hamil lagi. Jika ovarium juga diangkat,
maka penderita juga mengalami menopause. Hot flashes dan gejala menopause
lainnya akibat histerektomi biasanya lebih berat dibandingkan dengan gejala
yang timbul karena menopause alami.
3)
Pada beberapa penderita, histerektomi bisa mempengaruhi
hubungan seksual. Penderita merasakan kehilangan sehingga mengalami kesulitan
dalam melakukanh ubungan seksual.
g.
Pencegahan
1)
Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul
dan Pap smear secara rutin, untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang
abnormal.
2)
Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim
sebaiknya lebih sering menjalani pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes
penyaringan (termasuk biopsiendometrium).
5.
Tumor Ganas
Ovarium
Pertumbuhan tumor
prime diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan berbagai
keluhan samar-samar seperti perasaan sebal, makan sedikit terasa cepat menjadi kenyang,
sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi
dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan
ascites.
Tumor ganas
ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beranekaragam, dapat
berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal, dan mesodermal) dengan sifat-sifat
histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogenesis
maupun klasifikasinya masih sering menjadi perdebatan.
Kira-kira 60%
terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa reproduksi dan 10% pada usia
yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi
juga tidak pasti ganas (borderline malignanc atau carcinoma of
low-malignant potential) dan yang jelas ganas (true malignant).
a.
Tumor-Tumor Epitelial Ovarium
Ada 2 jenis :
serosa dan musinosa. Kedua-duanya mempunyai kecenderungan untuk tumbuh
bilateral dan berimplantasi di rongga peritoneum. Perubahan ke arah ganas
terjadi pada yang berjenis serosa. Kistadenokarsinoma papiliferum
pseudo-musinosa merupakan satu variasi dari tumor dengan kemungkinan penyebaran
lokal yang tinggi.
b.
Tumor-Tumor Stroma Sex-Cord
Diduga berasal
dari mesenkhim gonad, yang potensial mampu mendiferensiasi ke dalam struktur
gonad laki-laki dan wanita hingga tumor dapat mengakibatkan munculnya
tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi pada penderitanya.
Andro Blastoma
atau tumor yang berasal dari mesenkhim akan mendiferensiasi ke dalam struktur
gonadal laki-laki : 1) Arrhenoblastoma, mikroskopik terlihat gambaran tubuler
dan berhubungan denagan gejala/ tanda defeminisasi atau maskulinisasi, 2) Tumor
Sertoli cell, adalah bentuk feminisasi dari Androblastoma. Sel-sel sertoli
merupakan sumber dari estrogen pada gonadlelaki, 3) Tumor Sel Granulosa, 4) Tumor
Sel Theca.
c.
Tumor-Tumor Sel Germinal (Germcell tumours)
Tumor ini berasal dari sel germinal
dan derivatnya.
1)
Disgerminoma
Biasanya terdapat
pada wanita muda dan sangat radioaktif. Tumor dengan permukaan rata, konsistensi
kenyal, kecuali di bagian-bagian yang mengalami degenerasi, berwarna sawo matang
sampai keabu-abuan. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat gambaran
sarang-sarang sel telur yang besar, bundar, ovoid, atau poligonal, terpisah
oleh septa jaringan ikat. 88,6% dapat disembuhkan hanya dengan USO (Unilateral
Salpingo Oerectomy), kalau perlu pasca bedah dapat dipertimbangkan radioterapi
pada Tumor bed karena tumor ini sangat radiosensitif dan radiocurable.
2)
Teratoma
Diduga berkembang
dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu membentuk elemen-elemen dari
ketiga lapisan embrional. Teratoma ovarium bisa ditemukan dalam bentuk kistik
maupun solid. Teratoma maligna yang ganas berbentuk solid, terdiri atas
campuran jaringan sel telur yang matang (matur) dan yang tidak matang
(immatur). Teratoma ganas biasanya ditemukan pada anak-anak dan pada penderita
dalam masa pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan mempunyai prognosis yang buruk.
Pada pemeriksaan klinik ditemukan tumor di samping uterus, kadang kala disertai
perdarahan dari uterus dan ascites. Terapinya pembedahan dengan khemoterapi
sebelum atau sesudahnya.
3)
Tumor sinus endodermal
Berasal dari jolk sac atau saccus
vitellinus, umumnya ditemukan pada gadis atau wanita muda (20 tahun) dan sangat
ganas. Pada pemeriksaan mikroskopik didapatkan retikulum dengan ruangan
berbentuk kistik (sinus endodermal) di tengahnya. Sinus tersebut terdiri atas
pembuluh darah ditengahnya oleh sel-sel kuboid.
4)
Khoriokarsinoma
Tumor primer
berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri seperti khoriokarsinoma
sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia Trofoblast Ganas Gestasional ). Pada
pemeriksaan mikroskopik ditemukan sinsio ± dan sitotrofoblas tanpa
villikhoroalis.
5)
Gonado Blastoma
Tumor yang
diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953 dijumpai dalam ovarium atau testis
yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan sel-sel yang menyerupai sel-sel
Sertoli-Leydig atau sel-sel granulosa. Kebanyakan penderitanya wanita dan
sering menunjukkan kario-tipe yang abnormal dengan mengandung khromosom “Y”. Gonadoblastoma
mempunyai potensi untuk menjadi ganas.
d.
Tumor-Tumor yang berasal dari Stroma Ovariuma.
1)
Sarkoma OvariumTumor ganas ini dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a)
Sarkoma teratoid: sering terdiri dari elemen-elemen
tanpa diferensi, akan tetapi unsur-unsur teratoid masih dapat dikenal. Tumor
tumbuh cepat dengan prognosis jelek.
b)
Stromal Sarkoma : berasal dari jaringan mesenkhim dan
dapat ditemukan dalam 2 jenis : 1) Stroma-cell sarcoma dan 2) Leiomiosarkoma.
Prognosis umumnya baik, apabila tumor belum meluas pada waktu operasi
dilakukan.
c)
Sarkoma paramesonefrik : merupakan mixed mesodermal
tumor, terdiri atas sel-sel epitel yang tersusun tidak rata dan stroma yang
berproliferasi cepat. Tumor biasanya ditemukan pada wanita usia lanjut, tumbuh
cepat dan dapat menimbulkan rasa nyeri di perut bagian bawah. Penyebaran
sel-sel tumor juga cepat secara hematogen.
2)
Karsinoma Ovarium Metastatik Karsinoma ini biasanya
bilateral dan solid. Tumor primernya berasal dari korpusuterus, usus-usus,
mamma atau kelejar tiroid. Termasuk dalam golongan ini adalah Tumor
Krukenberg yang mempunyai gambaran mikroskopik khas, berupa sel-sel yang
menyerupai cincin signet di tengah-tengah stroma. Sebagian besar dari Tumor
Krukenberg adalah metastatis dari karsinoma ventrikuli (gaster).
a)
Penyebaran
Tumor ganas
ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, mediastinal, dan
supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh, terutama
paru-paru, hati dan otak.
b)
Penetapan tingkat klinis keganasan
UICC
|
Kriteria
|
FIGO
|
T1
|
Terbatas pada
ovarium
|
I
|
Tia
|
Satu ovarium,
tanpa ascites
|
Ia
|
Tib
|
Kedua ovarium,
tanpa ascites
|
Ib
|
Tic
|
Satu/dua
ovarium, ada ascites
|
Ic
|
T2
|
Dengan
perluasan ke panggul
|
II
|
T2a
|
Uterus
dan/atau tuba, tanpa ascites
|
IIa
|
T2b
|
Jaringan
panggul lainnya, tanpa ascites
|
IIb
|
T2c
|
Jaringan
panggul lainnya, dengan ascites
|
IIc
|
T3
|
Perluasan ke
usus halus/omentum dalam panggul, atau penyebaran intraperitoneal/kelenjar retraperitoneal
|
III
|
M1
|
Penyebaran ke
alat-alat jauh
|
IV
|
c)
Diagnosis
Diagnosis
didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan
penyakitnya yang sudah agak lanjut :
(a)
Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan
primer dan infiltrasi ke jaringan sekitar,
(b)
Gejala diseminasi/penyebaran yang diakibatkan oleh
implantasi peritoneal dan bermanifestasi adanya ascites,
(c)
Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai
defeminisasi, maskulinisasi atau hiperestrogenisme, intensitas gejala ini
sangat bervariasi dengan tipe histologik tumor dan usia penderita.
Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan
mendapatkan tumor ataumasa, di dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi
mulai dari yang kistik sampai yang solid (padat). Pemakaian USG (Ultra Sono
Graphy) dan CT scan (Computerised axial Tomography scanning) dapat memberi
informasi yang berharga mengenai ukuran tumor dan perluasannya sebelum
pembedahan. Laparotomi eksploratif disertai biopsi potong beku (Frozen section)
masih tetap merupakan prosedur diagnostik paling berguna untuk mendapat
gambaran sebenarnya mengenai tumor dan perluasannya seta menentukan strategi
penanganan selanjutnya.
d)
Terapi Tumor Ganas Ovarium
Pada tingkatan
awal, prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP (optional). Luas prosedur pembedahan
ditentukan oleh insidensi dari seringnya penyebaran ke sebelah yang lain
(bilateral) dan kecenderungan untuk menginvasi badan rahim (korpus uteri). Tindakan
konservatif (hanya mengangkat tumor ovariumnya saja : Oophorektomi atau oophoro
kistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik penyakit T1a, wanita masih
muda, belum mempunyai anak, derajat keganasan tumor rendah seperti
disgerminoma, tumor sel granulosa, dan arr henoblastoma atau low potential
malignancy = bordeline malignancy.
e)
Radioterapi
Sebagai pengobatan
lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik T1 dan T2 (FIGO: Tingkat I dan II),
yang diberikan kepada panggul saja atau seluruh rongga perut. Pada tingkat
klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan IV) dilakukan debulking dilanjutkan
dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa, hanya
efektif pada jenis tumor yang peka terhadap sinar (radiosensitif) seperti disgerminoma
dan tumor sel granulosa.
f)
Khemoterapi
Sekarang telah
mendapat tempat yang diakui dalam penanganan tumor ganasovarium. Sejumlah obat
sitostatika telah digunakan, termasuk agens alkylating (seperti
cyclophospamide, chlorambucil), antimetabolit (seperti Adriamisin) dan agens
lain (seperti Cis-Platinum). Penanganan paliatif tumor ganas ovarium sering
menggunakan preparat hormon progestativa.
g)
Komplikasi
Obstruksi usus
merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus tingkatan lanjut yang
dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa kali untuk membuat
by pass bila kondisi penderita mengizinkan.
h)
Second-look laparotomi
Untuk memastikan keberhasilan
penanganan dengan radioterapi atau khemoterapi, lazim dilakukan laparotomi
kedua, bahkan kadang sampai ketiga (third-look laparotomi). Hal ini
memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses penyakit, hingga dapat
menetapkan strategi pengobatan selanjutnya. Bisa dihentikan atau perlu dilanjutkan
dengan alternatif pengobatan lain.
3)
Neoplasma Ovarium yang jarang Teratoma ovarium (termasuk
Tumor sinus Endodermal). Menarik perhatian karena pekanya terhadap khemoterapi
dan hubungannya dengan petanda tumor (tumor marker) AFP (Alfa Feto-protein).
Petanda tumor ini sangat berguna untuk diagnosis maupun pemantauan (monitoring)
dan penanganan/pengobatan. Tumor yang mensekresi endokrin adalah penting karena
mereka dapat menampak kandiri dengan kelainan-kelainan endokrin, dan
pengobatannya mungkin akan sangat efektif dengan mengendalikan
gejala-gejalanya. Pengamatan lanjut, Untuk tumor ganas ovarium skema/bagan
pengamatan lanjut (follow up control) adalah sebagai berikut :
a)
Sampai 1 tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan,
b)
Kemudian sampai 3 tahun setelah penanganan, setiap 4
bulan,
c)
Kemudian sampai 5 tahun setlah penanganan, setipa 6
bulan,
d)
Seterusnya setiap setahun sekali.
Konsep tatalaksana kanker ovariumPredisposisi :
a)
Kista pada anak/remaja
b)
Kista usia lanjut
c)
Kista di atas 45 tahun
d)
Ovarium masih teraba pada menopause, Keluhan utama :
(a)
Tanpa keluhan
(b)
Kista cepat besar
(c)
Stadium lanjut :
(1)
Kahesia
(2)
Tumor pada abdomen
(3)
Asites
(4)
Metastase-kaki edema
Pemeriksaan kanker ovarium :
a)
Inspeksi :
(a)
Terlihat tumor pada abdomen
(b)
Pembuluh darah prominen
(c)
Badan atas kurus,edema tungkai
b)
Pemeriksaan palpasi :
(a)
Teraba tumor
(b)
Nerbenjol-benjol
(c)
Gerak terbatas
(d)
Terdapat asites
(e)
Konsitensi: padat kenyal- Pemeriksaan dalam: Terasa
teraba tumor abdomen. Padat kenyal gerak terbatas. Ovarium masih teraba setelah
menopause.
Klasifikasi Tumor
Ovrium Epitelial menurut WHO yang dimodifikasi oleh penulis:
1)
Tumor Epitelial yang umum :
b)
Serosa,
c)
Musinosa,
d)
Endometroid,
e)
Clearcell (mesonephroid):
(a)
Benigna,
(b)
Borderline malignancy,
(c)
Karsinoma,
f)
Brenner,
g)
Epitelialcampuran,
h)
Karsinoma tak terdiferensiasi,
i)
Tumor tidak terklasifikasi.
2)
Sex-cord stromal tumours :
a)
Tumor Granulosa-theca cell :
(a)
Benigna,
(b)
Maligna,
b)
Androblastoma (sertoli-leydig),
c)
Gynandroblastoma,
d)
Tumor Tidak terklasifikasi
3)
Tumor-tumor lipid cell.
4)
Tumor-tumor Germ-cell :
a)
Disgerminoma,
b)
Tumor Sinus Endodermal,
c)
KarsinomaEmbrional,
d)
Poli-Embrioma,
e)
Khoriokarsinoma,
f)
Teratoma :
(a)
Immatur,
(b)
Matur (solid atau kistik),
(c)
monodermal (stroma ovarii dan/ atau karsinoid, atau
lainnya).
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber dari Buku-Buku
Dixon
M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan
I, Dian Rakyat, Jakarta.
Doenges
M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan,
Edisi 3, EGC, Jakarta.
Manuaba,
(1998), Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.
Mansjoer,
dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran,
Edisi 3, Jakarta.
Prawirohardjo,
Sarwono., (2007), Ilmu Kandungan, edisi 2,
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Ramli, Ahmad, (2003), Kamus
Kedokteran, Djambatan, Jakarta.
Sjamsuhidajat
R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
Revisi, EGC, Jakarta.
Tapan,
(2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi
Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Wiknjosastro,
hanifa., (2006), Ilmu Kandungan,
Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.
Sumber dari Internet
http://agusapotoxin.blogspot.com/2012/07/kanker-payudara-ca-mamae.html
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
http://astaqauliyah.com/2010/05/referat-kedokteran-epidemiologi-etiologi-dan-patofisiologi-
penyakit-kista-ovarium/ (Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam
23.20).
http://bidanmai.blogspot.com/2011/08/tumor-jinak-dan-ganas-pada-vulva.html
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
http://bukusakudokter.wordpress.com/2012/11/04/ca-mamae-kanker-payudara/
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
http://d3kebidanan.blogspot.com/2009/11/tumor-adalah-1_21.html
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/06/kanker-payudaraca-mammae.html
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
http://ppni-klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=67:ca-mamae-&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
http://rahmat-dharmawan.com/kanker-indung-telur-atau-ovarium/
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
http://ridhoinhealthy.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-pada-penderita-ca.html
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
http://sichesse.blogspot.com/2012/09/makalah-tumor-jinak-dan-ganas-pada-vulva.html
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
http://tumor
ganas.com/1101/kanker-ovarium/ (Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam
23.20).
http://www.lenterabiru.com/2008/12/kanker-payudara.htm
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
www.medicastore.com
(Di akses pada tanggal 22 Desember 2012 Jam 23.20).
Terimakasih banyak untuk artikelnya, sangat mebantu sekali..
BalasHapus