A.
DEFINISI PENYAKIT
Kanker
serviks atau kanker leher
rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan
salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap
satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker
leher rahim ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia
terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang
paling umum di dunia.
Kanker
serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang
wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina
dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker
serviks.
Kita
belakangan ini sering mendengar mengenai ‘kanker serviks’. Kanker ini memang menjadi
momok bagi perempuan. Menurut data, di Indonesia ini diperkirakan setiap satu
jam ada satu orang yang meninggal akibat kanker serviks ini.
Kanker serviks atau yang lebih
dikenal dengan istilah kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal
pada leher rahim, perubahan untuk menjadi sel kanker memakan waktu lama,
sekitar 10 sampai 15 tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang
berusia kisaran 30 sampai dengan 50 tahun, yaitu puncak usia reproduktif
perempuan sehingga akan meyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik,
kejiawaan dan kesehatan seksual.
Kanker
serviks ini disebabkan oleh Virus yang bersifat onkogenik (menyebabkan kanker).
HPV ini ditularkan melalui hubungan seksual dan melalui penggunaan
barang pribadi yang bersamaan, misalnya penggunaan handuk bersama, pakaian
bersama. Human Papilloma Virus ini sangat resisten terhadap
panas dan proses pengeringan.
Faktor-faktor yang mendukung
timbulnya kanker serviks antara lain:
§ Menikah di usia muda
§ Merokok
§ Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang
§ Kehamilan yang sering
§ Penyakit menular seksual
Yang menakutkan dari penyakit ini
adalah penyakit ini tidak menimbulkan gejala, sehingga kita tidak dapat
mendeteksinya, kecuali kita rajin melakukan cek up. Jika kondisi kanker ini
sudah memasuki tahapan yang cukup gawat, maka gejala yang timbul antara lain:
§ pendarahan dari liang sanggama
§ timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau
§ nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air
kecil
Sekarang sudah ditemukan vaksinasi
untuk mencegah kanker serviks ini, bahkan vaksinasi ini dapat diberikan pada
remaja putri mulai usia 10 tahun. Tentunya ini berita yang menggembirakan bagi
semua wanita. Dengan melakukan vaksinasi ini pencegahan dapat dilakukan, dan
bagi wanita yang aktif atau sudah berhubungan seksual harus rutin melakukan pap
smear atau inspeksi visual.
B.
MEKANISME PENYAKIT DAN PENYEBAB
Kanker
serviks disebabkan infeksi virus HPV (human
papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil
pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa
saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau
kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh
untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri,
teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.
Kanker
serviks menyerang daerah leher
rahim atau serviks yang disebabkan infeksi
virus HPV (human papillomavirus) yang tidak
sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan
mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak
terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang
dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".
C.
GEJALA DAN TANDA
Pada stadium ini, gejala kanker serviks tidak terlalu
kentara. Butuh waktu 10-20 tahun dari infeksi untuk menjadi kanker. Walau
demikian, cirri-ciri berikut dapat dijadikan tanda kanker serviks.
·
Terasa sakit saat berhubungan seksual
·
Mengeluarkan sedikit darah setelah
melakukan hubungan badan
·
Keluar darah yang berlebihan saat
menstruasi
·
Keputihan yang tidak normal
(berwarna tidak bening, baud an gatal)
·
Pada stadium lanjut: kurang napsu
makan, sakit punggung atau tidak bisa berdiri tegak, sakit di otot bagian paha,
salah satu paha bengkak, berat badan naik turun, tidak dapat buang air kecil,
bocornya urin / air seni dari vagina, perdarahan spontan setelah masa
menopause, tulang yang rapuh dan nyeri panggul
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi
petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah
melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain
itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk
infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain
dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan
karena hubungan seks.
Ketika
terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus
ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda.
Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah
terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin
menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita
berpindah ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa
membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda.
Buruknya
gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita
kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat
menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan
tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.
Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif
berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks,
atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor
penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal
dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.
Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi
HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan
hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi
media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks
dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.
D.
PEMERIKSAN
Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan
tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan
pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer dengan
nama Pap smear atau Papanicolaou
smear yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode
ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk
deteksi dini terhadap infeksi HPV dan kanker serviks seperti berikut:
·
IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat.
Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim
dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna
putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi
pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini
dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang
mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.
·
Pap smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan
pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau
leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu
dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut
laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi
jumlah kematian akibat kanker serviks.
·
Thin prep
Metode Thin prep lebih
akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari
sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh
bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan
tepat.
·
Kolposkopi
Jika semua hasil tes pada metode
sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan
dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk
mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi
atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang
tidak normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh —
dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.
Saat
ini tersedia berbagai cara pengobatan yang dapat mengendalikan infeksi HPV.
Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara
lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan
pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang
jaringan abnormal dengan pembekuan).
Jika
kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka akan dilakukan terapi
kemoterapi. Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga dilakukan histerektomi yaitu
operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk
membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah kanker serviks.Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa
mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi
HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis
yang dapat lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
·
Miliki pola makan sehat, yang kaya
dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.
Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat
dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
·
Hindari merokok. Banyak bukti
menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker
serviks.
·
Hindari seks sebelum menikah atau di
usia sangat muda atau belasan tahun.
·
Hindari berhubungan seks selama masa
haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan
berkembangnya kanker serviks.
·
Hindari berhubungan seks dengan
banyak partner.
·
Secara rutin menjalani tes Pap
smear secara teratur. Saat ini tes Pap smearbahkan
sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
·
Alternatif tes Pap smear yaitu
tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear.
Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
·
Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV
untuk mencegah terinfeksi HPV.
·
Melakukan pembersihan organ intim
atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat
dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk
membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit
Pemeriksaan
pap smear disarankan untuk dilakukan oleh para wanita secara teratur sekali
setahun berturut-turut dalam waktu tiga tahun bila sudah aktif berhubungan
seksual dan berusia minimal 21 tahun. Bila hasil pemeriksaan tiga tahun
berturut-turut normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga
tahun. Goldstein juga menambahkan bahwa serviks adalah
organ khusus yang mudah diketahui melalui pap smear, biopsy, laser dan langsung
bisa dilihat, tidak seperti halnya paru-paru yang berada tersembunyi di dalam
tubuh. Sehingga jika pap smear sudah cukup mendunia, dalam arti semua wanita di
dunia sudah sadar akan pentingnya pemeriksaan ini, berarti tidak ada alasan
lagi untuk kanker serviks di kemudian hari.
E.
PERAN
BIDAN DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT
Kanker
serviks merupakan kanker primer serviks (kanalis servikalis / porsio). Kanker
pada kehamilan merupakan hal yang jarang dan kanker serviks merupakan keganasan
yang paling sering terjadi pada kehamilan.
Peran
dari seorang bidan dalam pencegahan ataupun penanganan penyakit kanker serviks
dapat berupa deteksi dini kemungkinan-kemungkinan terjadinya komplikasi atau
gejala-gejala awal yang mengarah kepada tanda-tandanya.
Pencegahan
dan penanganan penyakit ini dapat berupa pemeriksaan yang dinamakan Pap Smear
dan IVA test. Pemeriksaan ini dapat atau boleh dilakukan pada wanita yang sudah
pernah melakukan hubungan seksual (coitus). Peran dari seorang bidan adalah
dapat membantu para wanita mengurangi kemungkinan-kemungkinan dari resiko
terkena kanker serviks stadium lanjut. Dimana kanker serviks merupakan suatu
penyakit yang sulit dideteksi, apabila terdeteksi pada waktu sudah masuk pada
kondisi parah (tipe 16, 18 / kronik), maka bidan disini hanya dapat membantu
mencegah penyakit ini dengan deteksi dini dan bidan juga dapat memberikan
konseling bagi para wanita.
Bidan
juga dapat berperan dalam preventif dan promotif. Dengan cara preventif berupa
pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan
pemberian faksinasi. Beberapa cara deteksi dini ialah Thin Prep Pap Test. Dan
bidan juga dapat melakukan program promotif / penyuluhan, yng berupa pengertian
(apa itu kanke serviks), gejala, faktor resiko, pencegahan, dan deteksi dini.
Dengan adanya penyuluhan bidan dapat mengurangi kematian yang disebabkan oleh
penyakit kanker serviks.
F.
KOMPLIKASI
Komplikasi-komplikasi
akibat penyakit kanker secara umum disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
·
Komplikasi
akibat pertumbuhan kanker yang merusak sekitarnya
·
Komplikasi
sebagai akibat tidak langsung dari kanker
·
Komplikasi
yang tidak ada kaitannya dengan kanker
·
Komplikasi
akibat pemberian sitostatika / kemoterapi, radioterapi maupun tindakan lainnya
Pada kanker
serviks komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
·
Penyebaran
sel kanker (metastatis) ke kelenjar getah bening sehingga tampak sebagai
benjolan di pangkal paha
·
Terjadinya
penyempitan saluran kemih dimana dapat menyebabkan gangguan dalam keseimbangan
zat dalam tubuh (uremia) yang dapat menyebabkan kematian
·
Dapat
juga kemungkinan bebentuk kebocoran dari vagina ke usus besar atau ke saluran
kencing
·
Kematian
juga dapat disebabkan karena perdarahan komplikasi lainnya, yaitu komplikasi
yang ditimbulkan setelah seseorang telah didiagnosa pada stadium lanjut dan
akan dilakukan terapi (histerektomi / pengangkatan rahim).
terimakasih banyak untuk pembahasannya ini sangat membantu
BalasHapus